Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa mundurnya seorang berposisi penting seperti Hakim Agung Sanusi karena merasa ada sesuatu yang kurang sejalan dengan nuraninya, patut menjadi contoh.

"Inilah contoh tentang orang yang menghargai dirinya sendiri, dan contoh tentang seorang pejabat tingggi negara yang sangat menghormati jabatan kenegaraan itu," tegasnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, Sanusi tidak terlibat pemerasan.

"Malah pelanggaran etika dilakukan bawahannya dan juga karena peran anaknya," katanya dengan menambahkan bahwa Sanusi mengambilalih tanggungjawab pelanggaran kode etik itu ke pundaknya sendiri dengan mundur dari jabatannya.

"Itulah contoh figur pejabat bermoral tinggi," tandasnya.

Deponeering

Bambang Soesatyo lalu mengharapkan, para pejabat lain bisa `gentleman` seperti ini.

"Saya berharap juga Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mau mencontoh Sanusi," katanya.

Dalam kaitan ini Bambang Soesatyo menambahkan, diberikannya deponeering oleh Istana melalui Jaksa Agung (kepada dua Pimpinan KPK, Bibit-Chandra), bukan berarti persoalan selesai.

"Justru KPK, khususnya Bibit-Chandra harusnya segera membeberkan otak pelaku rekayasa yg telah menyudutkan dan mengancam nama baik dirinya termasuk KPK sebagai institusi yang menjadi harapan terakhir masyarakat dalam penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi," tandasnya.

Ia mengingatkan pula, kita tentu tidak ingin ada kesan, apakah Bibit-Chandra, Kejaksaan Agung maupun Istana berlindung di balik pemberian `deponeering` untuk saling menutupi dan memanfaatkan.

"Kan bersikap kesatria jauh lebih terpuji ketimbang bersilat lidah atau mengeluh," kata. Bambang Soesatyo, Anggota Komisi III DPR RI.

(M036/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011