"Sebelum ke PON, saya gagal di pre-Olympic. Jadi turun di sini benar-benar saya lampiaskan. Dan ternyata dapat emas," kata Coki setelah menerima medali kemenangan di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Jayapura, Rabu.
Coki merupakan salah satu karateka senior yang sudah kenyang pengalaman. Namun dalam beberapa tahun terakhir terbilang kesulitan untuk kembali performa terbaiknya. Seperti terjadi di SEA Games 2019 Manila.
"Saya juga gagal di pertandingan pertandingan pertama. Setelah itu sudah jarang lagi kejuaraan karena pandemi. Makanya saya total di sini," kata karateka yang saat ini berada di posisi 20 besar dunia itu.
Baca juga: Kadek Krisna rebut emas karate putra pertama untuk Bal di ajang PON
Karateka yang memperkuat kontingen Bali ini mengaku sempat takut turun di PON Papua. Apalagi dirinya mendapatkan beban target yang tinggi yakni harus mampu mempersembahkan emas.
"Saya gelisah, takut. Semuanya jadi satu. Tapi semuanya memberikan dukungan. Yang jelas emas ini saya persembahkan untuk almarhum adik saya. Semoga dia tenang di sana," kata karateka berusia 27 tahun itu.
Perjalanan Coki di PON Papua terbilang mulus. Laga-laga yang sudah terjadwal dilakukan sukses dengan kemenangan. Tantangan cukup berat saat di babak semifinal melawan Lia Anjelia asal Bengkulu meski akhirnya mampu menang dengan skor 4-3.
Selanjunya di babak final, Coki menghadapi wakil Jawa Timur Dinda Ayu. Pertandingan sendiri berlangsung ketat meski bisa diakhiri atlet asal Bali itu dengan kemenangan 4-2. Emas bisa diraih perak untuk Dian Ayu. Sedangkan perunggu untuk Selly Septiani (Lampung) dan Lia Anjelia (Bengkulu).
"Mungkin ini PON terakhir saya jika nanti tidak ada perubahan usia," pungkas karateka senior yang supel itu.
Baca juga: Sharon Verlina jawara baru kumite -50kg usai laju Maya Sheva terhenti
Baca juga: Cedera hentikan laju Maya Sheva di PON Papua
Baca juga: Jadwal karate PON Papua : Maya Sheva-Devina Dea bakal pertahanan gelar
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021