PBB, New York (ANTARA News) - Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon Jumat kembali meminta Mesir untuk menjalani transisi politik secara transparan, tertib serta damai, menyusul keputusan Presiden Hosni Mubarak untuk mengundurkan diri --setelah gelombang demonstrasi rakyat yang memintanya mundur dari jabatan presiden terus berlangsung.

Ketika berbicara kepada para wartawan di Markas Besar PBB, New York, Ban mengatakan dirinya baru saja mengetahui keputusan Presiden Mubarak untuk mengundurkan diri.

Ia mengungkapkan dirinya terus memantau berbagai perkembangan di Mesir secara seksama.

Menurutnya keputusan Mubarak untuk mengundurkan diri merupakan keputusan yang sulit, yang akhirnya diambil demi kepentingan rakyat Mesir.

"Pada momen bersejarah ini, saya kembali mengimbau (Mesir) untuk melakukan transisi secara transparan, tertib dan damai, transisi yang memenuhi aspirasi yang sah dari rakyat Mesir," kata Ban.

"Saya juga mengimbau bahwa transisi yang mencakup pemilihan umum, dilakukan secara bebas, adil dan dapat dipercaya menuju pembentukan kekuasaan sipil," tambah Ban.

Untuk itu ia meminta pihak berwenang saat ini di Mesir untuk membuat peta yang jelas bagi diadakannya pemilihan umum yang melibatkan semua pihak.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa siap untuk membantu proses ini (menuju transisi yang transparan, tertib dan damai, red), ujar Ban.

Sementara itu dalam pernyataan melalui televisi, Jumat, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambut terjadinya revolusi di Mesir.

"Rakyat Mesir dengan jelas menginginkan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari," kata Obama dikutip AFP.

"Ini merupakan kekuatan moral tanpa kekerasan, terorisme ataupun pembunuhan," tambahnya.

Berbagai pihak dan media di AS menganggap mundurnya Presiden Mubarak dari kekuasaan selama 30 tahun di Mesir akan menggeser arah kebijakan luar negeri AS di kawasan Timur Tengah.

Seperti banyak pihak lainnya, AS beserta negara-negara sekutunya di Timur Tengah maupun Israel dilaporkan sedang mengira-ngira arah perkembangan berikutnya di Mesir pasca pengunduran Mubarak.

Mereka akan mengamati dengan seksama apakah pihak militer --sekarang memegang kekuasaan di Mesir-- yang telah menjanjikan pemilihan umum yang bebas dan adil itu akan benar-benar mengusung demokrasi bagi era baru di Mesir ataukah justru akan terjebak pada ketidakstabilan ataupun kekuasaan Islam.

Hosni Mubarak pada Jumat akhirnya mundur dari jabatannya sebagai presiden Mesir dan menyerahkan semua kekuasaan yang melekat padanya kepada pihak militer.

Pengunduran Mubarak itu diumumkan oleh Wakil Presiden Omar Suleiman di Kairo pada Jumat petang waktu setempat melalui saluran televisi.

Militer Mesir kemudian mengeluarkan pernyataan resmi bahwa pihak militer akan melaksanakan berbagai pembaharuan konstitusi.

Pernyataan militer itu juga menyinggung hal pengalihan kekuasaan kepada Wapres Omar Suleiman dan mengisyaratka bahwa militer akan mengawasi pelaksanaan reformasi.

Menyusul pengunduran dirinya, presiden yang sebelumnya telah berkuasa selama 30 tahun itu meninggalkan ibukota Mesir, Kairo, ke kediamannya di daerah wisata Sharm el-Sheik di dekat Laut Merah, Mesir.

(K-TNY/H-AK/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011