Nama Maya Sheva sendiri sebelumnya masuk tim kumite beregu putri beranggotakan empat karateka karena cedera. Selain dia, ada Ceyco Georgia Zefanya, Devina Dea dan Bulan Suci Bawenti.
"Saya bersyukur tetap bisa membawa pulang medali emas. Teman-teman memang luar biasa di nomor beregu putri, mereka tampil maksimal," kata Maya Sheva yang menerima medali dengan dipapah oleh teman-temannya.
Peraih perunggu SEA Games 2019 Manila itu mengaku jika tidak cedera, dia akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kontingen DKI Jakarta. Namun, kondisi di lapangan berbeda.
Pada laga final kumite beregu putri, kontingen DKI Jakarta mengalahkan Sumatera Utara 2-1.
Baca juga: Jawa Barat juara umum karate PON Papua, Sandy dua emas
Aura kemenangan mulai terlihat saat karateka Ceyco Georgia Zefanya menaklukkan atlet Sumatera Utara Dwi Fadhilah 4-3. Namun pada pertandingan kedua gagal karena Bulan Suci kalah dari Nicky Dwi dengan 5-6.
Pada pertandingan penentuan, Devina sempat tertinggal dalam perolehan poin sampai saat laga kurang dari tiga detik bisa menambah poin sehingga kedudukan sama kuat 7-7. Devina akhirnya diputuskan menang.
Selain pada nomor kumite beregu putri, Maya juga andalan kontingen ibukota pada nomor kumite -50kg. Hanya saja pada laga pertama langkahnya terhenti karena dibekap cedera. Saat posisi unggul, Maya Sheva salah jatuh sehingga cedera lamanya kambuh.
"Saat itu saya unggul 5-3 dan saya cedera. Namun, saya tetap berusaha sekuat tenaga menyelesaikan pertandingan meski akhirnya saya kalah 6-7. Saya telah berusaha, tapi kondisi berkata lain," kata karateka cantik Indonesia itu.
Usai PON Papua, karateka berusia 27 tahun mengaku akan fokus penyembuhan cedera lutut yang dia alami. Maya Sheva mengaku merasakan lututnya bermasalah saat SEA Games 2019. Namun lomba tetap berjalan hingga masuk pelatnas di Bali sampai tampil pada PON Papua.
Baca juga: Devina Dea jadi penentu emas DKI Jakarta di kumite beregu putri
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021