Jayapura (ANTARA) - Para pegulat Kalimantan Timur mendominasi hari terakhir pertandingan gulat PON XX Papua dengan merebut dua medali emas dan satu perunggu dari tiga kelas gaya grego roman di GOR Head Sai, Merauke, Kamis.

Papang Ramadhan mengawali medali emas bagi Kaltim di kelas 130 kilogram dalam pertandingan dengan menggunakan sistem kompetisi menghadapi semua pegulat di kelasnya.

Medali perak kelas ini diraih Axel Manuella B. dari Jawa Timur dan perunggu disabet Aditya Eka Lazuardi dari Jawa Barat.

Medali emas kedua Kaltim dipersembahkan Ashar Ramadhani di kelas 97 kilogram usai mengalahkan Agus Fajar dari Jawa Timur dalam pertarungan selama 99 detik dengan kemenangan mutlak 9-0. Medali perunggu diraih Riska Adam dari Kalimantan Selatan.

Sementara itu, pegulat Kaltim Henry Hidayat yang berlaga di kelas 87 kilogram berada di posisi ketiga dan harus puas membawa pulang medali perunggu.

Medali emas nomor ini diraih Lulut Gilang dari Jawa Timur usai menaklukkan pegulat tuan rumah Sumurung Siregar.

Pelatih gulat Kaltim Edy Juanidi menyatakan lega dengan pencapaian anak didiknya di hari terakhir pertandingan.

"Kami kehilangan sejumlah target medali emas pada pertandingan awal, kami bersyukur pada hari terakhir bisa menambah dua emas dan satu perunggu," kata Edy dihubungi dari Jayapura.

Secara keseluruhan tim gulat Kaltim meraih empat emas, dua perak dan enam perunggu untuk menempati peringkat kedua di bawah Jawa Timur sebagai juara umum dengan tujuh emas, tujuh perak dan dua perunggu.

"Kami akan mengevaluasi hasil PON ini, tentunya kami sudah berusaha maksimal meskipun target enam medali emas gagal kami wujudkan," kata Sekretaris Pengprov PGSI Kaltim Sumarlani.

Ia mengakui bahwa persiapan tim gulat Kaltim menghadapi PON kali ini berbeda dengan sebelumnya, khususnya tidak adanya program uji coba ke luar negeri karena pandemi COVID-19.

"Banyak pelajaran yang bisa diambil dari PON ini. Kami akan berusaha kembali untuk regenerasi atlet karena sejumlah punggawa PON tahun ini bakal pensiun," jelas Sumarlani.

Pewarta: Arumanto
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2021