Jakarta (ANTARA News) - Satuan Tugas Penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir menghentikan proses evakuasi sehubungan dengan perkembangan kondisi di Mesir yang berangsur membaik.

Ketua Satgas Hassan Wirajuda dalam konferensi pers di Bina Graha, Jakarta, Senin, menjelaskan, pemerintah kini merancang proses pengembalian WNI yang terlanjur dievakuasi ke Mesir.

"Satgas meminta kepada warga untuk mendaftarkan kepulangan mereka ke Kairo dan memberikan kesempatan untuk kembali dalam batasan waktu 30 hari sejak ketibaan di Indonesia," ujarnya.

Melalui penerbangan khusus Garuda Indonesia sebanyak enam kali antara 31 Januari sampai 11 Februari 2011, pemerintah Indonesia telah mengevakuasi 2.432 WNI terdiri dari 2.038 mahasiswa dan selebihnya adalah kelompok yang diprioritaskan yaitu wanita dan anak-anak.

WNI yang akan kembali ke Mesir dalam waktu 30 hari diminta untuk mengatur berbagai hal terkait dokumen perjalanan seperti visa, paspor, dan juga pengaturan tiket kereta, bus, dan pesawat dari daerah asal masing-masing ke Jakarta, serta dari Jakarta ke Kairo.

Hassan memastikan seluruh biaya perjalanan WNI yang akan dikembalikan ke Mesir itu ditanggung oleh Satgas Penanganan WNI di Mesir yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Untuk melaksanakan pemulangan tersebut, Satgas telah membentuk Posko Gabungan yang berada di Kementerian Pendidikan Nasional yang terdiri atas unsur-unsur Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, dan Direktorat Jenderal Imigrasi.

Informasi mengenai proses perjalanan kembali ke Mesir dapat diakses melalui sebuah laman khusus yang mulai diaktifkan pada 15 Februari 2011.

"Kita tetap akan menggunakan Asrama Haji Pondok Gede bagi mereka yang memerlukan transit di Jakarta karena kita tahu untuk pengurusan visa memerlukan waktu lebih dari satu hari," kata Hassan.

Hasan juga mengemukakan mahasiswa Indonesia di Mesir yang tidak ikut proses evakuasi yang berjumlah sekitar dua ribuan orang akan mendapatkan beasiswa sebanyak 350 pound Mesir atau setara 60 dolar Amerika Serikat (AS) per bulan yang akan diberikan selama tiga bulan ke depan.

"Masa ini kita hitung karena transisi politik yang berlangsung keseluruhan selama enam bulan. Pemberian beasiswa khusus dari satgas ini yang akan dibayarkan oleh KBRI di Kairo dimaksudkan untuk meringankan beban para mahasiswa pada masa transisi di Mesir," ujarnya.

Menurut Hassan, pihak Universitas Al-Azhar yang menjadi tempat menimba ilmu bagi mayoritas mahasiswa Indonesia di Mesir telah menyampaikan informasi mengenai dimulainya perkuliahan pada pekan ini sehingga mahasiswa Indonesia dianjurkan segera kembali ke Kairo guna mengikuti kegiatan perkuliahan.
(D013/R007)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011