Oslo (ANTARA News) - Pemerintah Filipina dan pemberontak komunis bertemu dekat Oslo Selasa untuk merundingkan perdamaian yang pertama dalam enam tahun. Namun para pengamat mengecilkan harapan di tengah berlanjutnya pertempuran.

Keduabelahpihak akhirnya sepakat bulan lalu untuk mengadakan perundingan yang pertama sejak 2004, dalam upaya mengakhiri pemberontakan yang sudah berlangsung puluhan tahun dan menewaskan ribuan orang, demikian AFP melaporkan.

Pemerintahan Presiden Benigno Aquino menyatakan harapan bahwa konflik yang sudah memborok itu berakhir sebelum 2014. Namun kenyataan bahwa pertempuran terus berlangsung menjadi pertanda buruk bagi proses perdamaian yang melambat itu.

Pemerintah Norwegia Senin melukiskan perundingan tertutup yang baru tersebut sebagai "terobosan" dalam upaya untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun.

Namun hanya beberapa jam menjelang perundingan, angkatan darat Filipina mengumumkan penangkapan pemimpin gerilya senior, Alan Jasminez, anggota komite sentral Partai Komunis Filipina.

Dia akan diadili karena pemberontakan, kata Kepala Staf angkatan bersenjata Jenderal Ricardo David. Sedangkan pernyataan kepolisian mengatakan dia juga menghadapi 13 tuduhan pembunuhan. Pemberontak tidak segera mengomentari penahanannya.

Senin sebelumnya pemberontak mengatakan mereka menahan seorang polisi sebagai "tawanan perang". Dan Minggu, angkatan darat mengatakan sebuah ranjau darat di daerah Filipina bagian selatan yang terpencil menewaskan seorang penduduk sipil dan melukai enam orang, termasuk dua tentara.

Pertanda demikian mengecewakan karena keduabelahpihak sepakat pada 18 Januari untuk memulai proses perdamaian.

Kurang dari seminggu kemudian pemberontak membunuh lima orang polisi dalam serangan mendadak yang direncanakan dengan baik di sebuah kota di Filipina bagian utara.

Rodolfo Mendoza, seorang pensiunan kolonel yang menjadi analis keamanan, yakin maksud komunis menggunakan perundingan tersebut untuk memperoleh "keuntungan politis" namun kecil keinginannya untuk menandatangani kesepakatan damai.

"Mereka akan berunding, namun tidak akan ada kesepakatan segera," kata Mendoza, yang mengumpulkan intelijen pemberontak dalam peran militernya.

Pemberontak menghormati janji yang dibuat bulan lalu dan mendeklarasikan gencatan senjata Senin berkenaan dengan tujuh hari perundingan. Pemerintah mengatakan akan berbuat hal yang sama.

Namun tetap harus dilihat bagaimana penangkapan 11 jam oleh angkatan darat terhadap Jasminez -- dan penangkapan seorang polisi oleh gerilyawan -- akan berdampak pada perundingan.

Partai Komunis Filipina dan sayap militernya New People's Army (NPA), melancarkan pemberontakan pada 1969, dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang, menurut perkiraan militer.

Sekitar 5.000 pemberontak NPA terus bertempur, terutama di wilayah termiskin Filipina, memperoleh dana utamanya dari memeras usaha bisnis dan politisi provinsi.

Sejak 1986, pemerintahan Filipina berturut-turut mengadakan perundingan damai dengan komunis melalui sayap politik mereka yang berbasis di Belanda, National Democratic Front (NDF).

Mereka semua gagal, diantaranya akibat tuntutan NDF agar dihapus dari daftar organisasi "teroris" AS dan UE -- sebuah syarat yang tetap prioritas, menurut pendiri NDF Jose Maria Sison.

Deputi Menteri Luar Negeri Espen Barth Eide akan membuka perundingan di sebuah hotel di luar kota Oslo sekitar pukul 10:00 pagi (0900 GMT) Selasa dengan komentar singkat kepada para wartawan.

Namum perundingannya sendiri, yang memfokus pada reformasi ekonomi dan sosial -- khususnya reformasi agraria yang diminta komunis -- akan tertutup bagi pers.

Konferensi pers dijadualkan pada hari terakhir perundingan, Senin depan. (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011