Jakarta (ANTARA News) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanyo mengaku pihaknya dalam posisi sulit dalam hal hasil penemuan penelitian yang menyebutkan sejumlah susu mengandung bakteri enterobacter sakazakii sehingga masyarakat resah.

"Di satu sisi kami harus menjunjung tinggi etika akademik, tapi di sisi lain kami harus patuh hukum," kata Herry dalam  dialog yang dihadiri kalangan akademisi, anggota DPR dan wartawan di Jakarta, Rabu.

Herry berharap ada jalan keluar yang berlandaskan hukum agar pihaknya tidak melanggar etika akademik karena mengumumkan merek susu formula yang sampelnya pernah mengandung bakteri E sakazakii.

Menurutnya, seandainya IPB harus mengumumkan lima sampel susu mengandung bakteri itu dari 22 sampel yang diteliti tahun 2006, maka akan terjadi ketidakadilan diantara merek susu formula yang telah diambil sampelnya.

Dia mengungkapkan, penelitian yang dilakukan peneliti IPB Dr Sri Estuningsih itu memang bukan penelitian pengawasan sebagaimana dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tapi penelitian isolasi yang bertujuan mempelajari virulensi dan risiko yang ditimbulkan bakteri E. sakazakii.

IPB berharap kasus yang sudah masuk ke Mahkamah Agung (MA) ini bisa selesai dan apabila MA meminta IPB mengizinkan mengumumkan nama-nama produsen, maka IPB bersedia melakukannya.

"Kami sendiri berharap dapat segera menerima salinan keputusan dari MA agar masalah ini bisa segera diselesaikan tanpa harus melanggar ketentuan akademik," kata Herry.

Dia mengatakan, sesuai dengan karakter bakteri itu yang rentan dari panas dan tereliminasi pada suhu 72 derajat Celcius selama 15 detik, masyarakat sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan bakteri itu, selama proses penyiapan dan penyajian susu formula dilakukan dengan baik.

Herry mengatakan, penelitian 2006 itu masih merupakan tahap awal dari rangkaian penelitian untuk memperoleh informasi lebih lengkap tentang virulensi dan risiko yang ditimbulkan sehingga dapat diketahui pula cara mencegahnya.

Penelitian tersebut, katanya, bukan untuk menguji merek susu formula dan makanan bayi mana yang tercemar, melainkan untuk memberikan kontribusi kepada khasanah ilmu pengetahuan dan perbaikan standar mutu pangan dan cara praktis pencegahannya.

"Kami minta kepada masyarakat agar jangan ragukan kepedulian IPB karena salah satu tri dharma perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat dan kami punya sejarah panjang dalam hal itu," tegasnya.(*)

A025/Z002

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011