Banda Aceh (ANTARA News) - Ketua Yayasan Psikodista Aceh Nurjannah Nitura S.Psi mengatakan, penerapan sikap peduli dalam setiap keluarga dan masyarakat bisa mengurangi stress dan sikap kriminal seseorang.

"Tingkat akumulasi stress yang tinggi termasuk kondisi spiritual yang rapuh, bisa membuat seseorang berlaku di luar batas kesadarannya, termasuk membunuh," ujarnya di Banda Aceh, Sabtu, menanggapi kasus pembunuhan seorang bocah oleh pamannya.

Kondisi seperti ini, kata Nurjannah disebut Kortisol atau human stress. Dalam situasi Kortisol yang berlebihan, seseorang bisa melakukan hal-hal di luar batas tanpa bisa berpikir lagi.

Menurut dia, situasi perpindahan gelombang kesadaran dari gelombang delta saat manusia tidur ke gelombang beta saat manusia terbangun sangat mempengaruhi kesadaran seseorang, apalagi dalam kondisi yang labil.

"Saya memperkirakan pelaku pembunuhan bocah ini memang mengalami keguncangan yang amat sangat," ujar Nurjannah.

Gerakan caring family alias keluarga yang peduli, harus terus ditingkatkan, sehingga anggota keluarga tidak lagi mengalami kelaparan afeksi atau kondisi yang membuat orang putus asa karena merasa tidak ada yang peduli.

"Sekarang, tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan setiap individu atau keluarga banyak yang bersikap individualis, sehingga antar satu dengan yang lain kurang peduli, kondisi ini bisa memicu tindakan-tindakan di luar kebiasaan," ujarnya.

Sarjana psikologi lulusan Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, gerakan caring society alias gerakan masyarakat yang peduli, bisa mengurangi tindak kekerasan dan kriminalitas.

"Andai saja, lembaga PKK atau lembaga lain yang ada di desa juga punya unit yang menjadi counceling center untuk warga tentu akan dapat mencegah perilaku labil dan stress sejak dini," jelas Nurjannah.  (IFL/S019/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011