Rabat  (ANTARA News) - Anak pemimpin Libya Muammar Gaddafi, Minggu, menjanjikan program reformasi setelah unjuk rasa berdarah menentang kekuasaan ayahnya mencapai ibukota.

Saif al-Islam Gaddafi, yang di masa lalu telah mendorong agenda reformasi di Libya dengan sedikit keberhasilan, juga mengecam pihak dibalik tindak kekerasan yang telah mengakibatkan tewasnya lebih dari 200 orang selama beberapa hari terakhir, menurut kelompok hak asasi manusia.

Dia mengatakan protes menentang kekuasaan ayahnya, mengancam tenggelamnya Libya ke dalam perang saudara dan membagi negara itu menjadi beberapa negara kecil.

Saif al-Islam juga mengakui - suatu bentuk pengakuan pertama dari pejabat Libya - bahwa polisi dan tentara membuat kesalahan dalam menangani aksi unuuk rasa itu.

Namun, dia mengatakan bahwa laporan yang menyebutkan jika ratusan terbunuh adalah berlebihan.

Ia mengatakan, Kongres Rakyat, setara parlemen di Libya, akan bersidang hari Senin untuk membahas sebuah agenda reformasi yang "jelas", sementara pemerintah juga akan menaikkan upah.
(G003/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011