Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta media pemerintah, yakni Perum LKBN Antara, RRI, dan TVRI lebih inovatif dalam menyajikan produk dan layanannya sehingga lebih dapat diandalkan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

"ANTARA, RRI, dan TVRI sudah seharusnya tampil beda, lebih menarik, keluar dengan membuat citra baru sebagai penyedia informasi berbasis pencerdasan bangsa," kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Freddy Tulung, usai menjadi pembicara pada seminar bertajuk "Pemanfaatan Media On-line Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan" di Wisma ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, peran media publik sangat dibutuhkan untuk menetralisir dampak negatif akibat terjadinya gelombang revolusi informasi yang akan dikonsumsi masyarakat.

"Sudah seharusnya media massa sebagai penyedia informasi kepada publik juga memperbesar porsi edukasi," ujarnya.

Untuk itu ANTARA, RRI dan TVRI yang menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi kepada publik menjalankan usahanya tidak lagi berpatokan pada bisnis "as usual" (berbisnis seperti biasa), sehingga semakin cerdas dalam mengatasi distorsi informasi.

"Jadi mereka diharapkan bukan hanya dapat meningkatan akses informasi, tapi yang lebih penting bagaimana informasi yang disampaikan tersebut tidak berimplikasi negatif," ujarnya.

Peningkatan kualitas, menurutnya, menjadi faktor yang mutlak. Penyiaran TVRI misalnya, "kontennya bagus tetapi dikemas tidak menarik, akhirnya masyarakat tidak mau menonton," katanya.

Ia menambahkan, dalam rangka meningkatkan peran ke tiga media publik tersebut pemerintah harus menunjukkan tanggungjawabnya dengan mendorong peningkatan kualitas infrastruktur.

Menurutnya, dengan peningkatan kualitas infrastruktur dimaksudkan untuk menghadapi era konvergensi yang memadukan antara platform industri telekomunikasi, penyiaran dan multimedia.

Freddy menjelaskan, dengan penyatuan infrastruktur akan terjadi penghematan anggaran.

"RRI sedang menyiapkan kantor berita. Perum ANTARA saat juga sudah memiliki ANTARATV. Jadi.. untuk apa masing-masing dari mereka memiliki infrastruktur atau network sendiri-sendiri, karena dengan penyatuan infrastruktur akan lebih menghemat anggaran," tegasnya.

Ia menambahkan, network provider cukup satu, akan tetapi konten providenya bisa sendiri-sendiri sehingga layanan dari masing-masing perusahaan itu dapat diperluas.

(R017/S006/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011