Palangka Raya (ANTARA News) - Jumlah guru Taman Kanak-Kanak (TK) di Provinsi Kalimantan Tengah yang sudah memiliki sertifikasi hingga tahun lalu baru mencapai 0,5 persen dari 2.430 orang.

"Keadaan tersebut memang cukup memprihatinkan bagi kami selaku pendidik," kata Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTKI) Kalimantan Tengah, Ruan Riwu, di Palangka Raya, Sabtu.

Padahal, pendidikan prasekolah merupakan investasi masa depan yang sangat strategis, karena pada tahap ini potensi kreativitas, imajinasi, ekspolarasi dan eksperimen seorang anak sedang berkembang pesat.

Pada usia 0-6 tahun adalah masa keemasan (golden age), yang ketika itu otak telah mencapai pertumbuhan 50 persen, sehingga salah satu pilar utama untuk mengoptimalkanya dibutuhkan peran guru TK yang mendidiknya.

Dikemukakanya, salah satu upaya pihaknya dengan memfasilitasi para guru TK untuk meningkatkan kompetensi ke jenjang pendidikan yang lebih sesuai dengan Permendiknas No 58 tentang standar pendidikan anak usia dini (PAUD) yang mengharuskan semua pendidik harus berijazah sarjana.

Untuk itu ia meminta, pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan para guru, salah satu cara dengan menambah kuota sertifikasi, sehingga tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan dengan para pengajar selain guru TK.

"Karena guru TK-lah yang pertama kali memperkenalkan pendidikan formal pada anak," ucapnya.

Sejak 2005, IGTKI Kalteng telah bekerjasama dengan Unit Program Belajar Jarak Jauh Univerisitas Terbuka UPBJJ UT Palangka Raya di 10 kabupaten dan kota dalam pelaksanaan perkuliahan.

"Malah yang membanggakan lagi, karena dari UT Pusat ada 12 orang guru TK senior dipercaya sebagai tutor," ujarnya.

Diakuinya, sebanyak 95 persen TK di Kalteng dikelola lembaga swasta, baik berupa yayasan ataupun bentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM), dengan latar belakang dan kebijakan beragam.

Akan tetapi guna menyikapinya pihaknya selalu berusaha menyatukan persepsi baik pengelolaan maupun proses belajar mengajar, serta berupaya meningkatkan kualitas dan wawasan.

Hal tersebut merupakan bentuk nyata organisasi dalam rangka meningkatkan kualifikasi guru TK agar dapat sejajar dengan guru-guru jenjang pendidikan di atasnya, katanya.

Ia berharap, agar guru honor dapat diperhatikan kesejahteraannya baik oleh pemerintah daerah setempat maupun yayasan agar dapat distandarkan sesuai upah minimal regional di wilayah ini.

Tidak hanya itu saja, ia juga meminta agar formasi pengangkatan guru TK pada tahun ini dan seterusnya dapat diperbanyak lagi dan penempatannya langsung di TK swasta yang membutuhkan guru PNS.

"Karena guru yang ada sekarang hampir memasuki pensiun," ujarnya.

Dari data 2010, jumlah TK se Kalteng 728 sekolah, yang terdiri negeri 33 sekolah dan swasta 695 sekolah, sedangkan untuk guru berjumlah 2430 orang, PNS 584 orang dan hononer 1845 orang. (GR/KWR/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011