Badau, Kalbar (ANTARA News) - Camat Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat Ahmad Salafuddin menyatakan, kecamatan itu tidak lagi "ekspor" tenaga kerja Indonesia ke negara Malaysia seiring masuknya perkebunan sawit milik Sinar Mas Grup.

"Tiga tahun lalu sebagian besar masyarakat kami bekerja sebagai buruh perusahaan sawit di negara tetangga, kini sudah banyak yang pulang," kata Ahmad Salafuddin di Badau, Minggu.

Menurut dia, hampir sebagian besar penduduknya bekerja di sektor perkebunan, pertanian dan lain-lain dari yang dulunya menjadi tenaga kerja di Malaysia.

Hal senada juga diakui oleh Camat Empanang Indrayani yang daerahnya juga berbatasan dengan Malaysia.

"Masyarakat kami saat ini sudah banyak yang enggan bekerja di Malaysia, karena disini juga tersedia lapangan kerja terutama di sektor perkebunan sawit," kata Indrayani.

Partisipasi Sinar Mas Grup tidak hanya di sektor yang menyerap tenaga kerja melainkan membangun sarana pendidikan, pelayanan air bersih dan pembangunan infastruktur jalan yang selama ini masih jauh tertinggal.

"Dari 3.870 jiwa penduduk Kecamatan Empanang hampir sebagian besar bekerja di sektor sawit milik perkebunan Sinar Mas, dari sebelumnya bekerja di Malaysia," ujarnya.

Bupati Kapuas Hulu AM Nasir menyatakan, daripada menjadi kuli di negeri tetangga, lebih baik membangun daerah dengan berpartisipasi di segala sektor, baik di bidang perkebunan, pertanian dan nelayan.

"Kami tidak menginginkan masyarakat sekitar hanya menjadi penonton. Oleh karena itu kami telah melakukan kesepakatan dengan investor sawit agar memprioritaskan putra dan putri sekitar perkebunan," kata Nasir.

Sinar Mas Grup akan membangun dua unit pabrik pengolahan sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) kapasitas 50 ton per jam mulai Oktober 2011.(*)


(U.A057/ T011)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011