Anak bayi laki-aki itu, lahir kurang dari dua minggu setelah gempa bumi dahsyat mengguncang kota itu September tahun lalu, meninggal dunia pada gempa bumi mengerikan berkekuatan 6.3 skala richter, yang telah menelan 147 orang korban meninggal.
Keluarga bayi itu menyelenggarakan upacara pribadi di persemayamannya di kota itu, sebelum seorang pria berpakaian serba hitam mengeluarkan memanggul peti mati kecil berwaran putih itu. Keranda itu ditutupi selimut wol berwarna biru yang ditarik gerbong berwarna merah.
Para pelayat, termasuk polisi yang terlibat dalam upaya penyelamatan para korban di kota runtuh itu, saling menenangkan diri mereka manakala ibunda Baxtor, Breanna, menggenggam boneka "beruang teddy" berwarna biru yang dibawa ke pemakaman.
"Bax, kamu selamanya di hati kami, kami akan selalu menyanyangimu xo," tulis sang ayah, Shaun Mckenna, di laman Facebook-nya, seperti dikutip AFP.
"Untuk lelaki cilik yang membuat semua orang tersenyum bila melihatnya, sudikah kamu memandang kami dan membantu kami mengingat wajah indahmu."
Bayi itu adalah korban termuda dari delapan korabn terparah yang diumumkan polisi, menyusul bencana gempa yang mengguncang kota kedua terbesar Selandia Baru itu. Jumlah pasti korban meninggal belum diketahui.
Polisi berharap jumlah korban meninggal mendekati 200 orang, dengan lebih dari 50 orang diantaranya dipercaya terkubur di reruntuhan kota itu. (*)
yudha
Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011