Beijing (ANTARA News) - Parlemen China akan membuka sidang tahunannya minggu ini dalam suasana paling menegangkan setelah kerusuhan di Timur Tengah mengangkat masalah-masalah sosial yang berpotensi berkecamuk hingga memakan syaraf di Beijing.

Kongres Rakyat Nasional, yang dihadiri sekitar 3000 delegasi, mempunyai kekuasaan terbatas dan pertemuan selama seminggu itu berfungsi lebih hanya sebagai kampanye memuji-muji Partai Komunis yang berkuasa daripada sebuah forum debat perlementer riil, demikian AFP melaporkan.

Namun kongres itu digunakan oleh pemerintah untuk menjabarkan prioritas-prioritas setiap tahun melalui pidato Perdana Menteri Wen Jiabao pada awal sidang Sabtu.

Wen menyampaikan pembukaan pekan lalu -- dan mengungkapkan sinyal kerisauan resmi yang jelas.

Wen berjanji dalam chatting dengan para pengguna Internet Minggu untuk mengatasi inflasi tinggi, kesenjangan kekayaan yang melebar dan korupsi pejabat di negara yang perekonomiannya menduduki peringkat kedua terbesar dunia itu.

Itu semua merupakan sejumlah masalah kontroversial yang memicu pemberontakan rakyat di Tunisia, Mesir, Libya dan di tempat-tempat lain di dunia Arab, dan yang secara konsisten memuncaki daftar kekhawatiran publik di China.

Sementara tak seorang pun memandang kepemimpinan Komunis di Beijing berada dalam ancaman nyata, namun menghadapi tekanan lebih dibanding tahun-tahun yang silam hingga mulai menyadari dan mengatasi tuntutan yang memuncak rakyatnya, kata para pakar politik.

"Saya berharap bahwa ada kebijakan-kebijakan baru (dalam pidato Wen) karena jika tidak maka hal itu menunjukkan pemerintah tidak dapat memenuhi tuntutan rakyat. Ini merupakan masalah besar," kata Bao Tong, mantan pejabat pemerintah senior yang dipenjara karena menentang penumpasan Lapangan Tiananmen.

Inflasi tinggi serta persepsi bahwa sebagian besar dari 1,3 miliar rakyat China mengalami kemandegan atau kemunduran secara ekonomis, meski negara itu semakin kaya, memuncaki daftar keprihatinan publik.

"Rakyat masih tidak senang. Kaum kaya di masyarakat China mendapatkan begitu banyak melebihi yang lain-lain," kata analis China Willy Lam dari Universitas China Hong Kong.

"Ini disebut 'penyakit mata-merah', Ini kecemburuan -- mereka membenci segitu banyaknya yang orang lain hasilkan."

Kemendesakan masalah-masalah tersebut digarisbawahi oleh seruan pawai Mingguan "dari kota ke kota" Internet misterius di 13 kota.

Seruan-seruan tersebut sebagian besar melempem sejauh ini karena pengamanan yang mencekik, dan kecilnya indikasi selera rakyat terhadap perubahan politik, kata Nicholas Bequelin, periset China pada Human Rights Watch.

Namun kerena China maju, begitu pula harapan rakyatnya, kata Bequelin -- khususnya generasi muda yang mengerti web yang semakin membuat suaranya terdengar di mikroblog seperti Twitter  yang sangat disensor.

"Ini membawa masuk realitas kongkrit jejaring sosial dan sikap generasi digital, yang nampaknya sudah semestinya mereka peroleh mengenai berbagai hal yang sebelumnya tak terpikirkan bagi warga China -- hal-hal yang tidak mereka sadari sebelum Internet," katanya kepada AFP.

Wen diperkirakan akan mencoba memenangkan konstituen-konstituen seperti itu selama pidatonya, dengan membarui janji pertumbuhan yang seimbang dan adil.

Banyak diantaranya akan diperkenalkan lewat prisma rencana ekonomi lima tahun baru yang disetujui para pemimpin Partai Komunis tahun lalu yang mengimpikan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, pengurangan ketergantungan pada ekspor, dan fokus lebih besar pada tuntutan dalam negeri.

"Juga kemungkinan lebih banyak handout dalam pengertian pengamanan sosial untuk menolong kelas-kelas yang tidak puas," kata Lam, termasuk kemungkinan mengikatkan pembayaran pengamanan sosial pada inflasi dan memperbaiki cakupan medis.

Namun Kongres, yang secara formal akan menyetujui rencana tersebut, juga kemungkinan akan mendengarkan pembaruan janji untuk menumpas "kekuatan-kekuatan pendestabil".

Presiden Hu Jintao memperingatkan belakangan ini tentang bahaya dari "konflik sosial" dan pihak berwenang telah menangkap lusinan aktivis, menurut kelompok-kelompok hak asasi.

Pihak berwenang China sudah gelisah menyusul penganugerahan Hadiah Nobel Perdamaian Oktober kepada pembangkang yang dipenjara Liu Xiaobo, yang membuat marah Beijing.

Tidak seorang pun mengharapkan sinyal baru apapun menyangkut reformasi politik di Kongres.

Pucuk pimpinan dipandang berubah menjadi lebih konservatif menjelang pertemuan penting pada akhir 2012 yang akan merampungkan generasi pemimpin mendatang.

"Dua sikap berkembang di China. Satu adalah bahwa jika ada masalah, anda harus cepat mereformasi. Yang lainnya adalah tumpas," kata Bao.

"Sikap mana yang akan para pemimpin ambil pada akhirnya? Hanya mereka yang tahu." (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011