Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari mencapai 0,13 persen, sehingga inflasi tahun kalender Januari-Februari 2011 tercatat 1,03 persen.

Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Selasa, mengatakan, laju inflasi ini termasuk rendah karena terjadi deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar minus 0,09 persen.

"Deflasi pada bahan makanan terjadi untuk pertama kali dalam empat tahun terakhir, karena biasanya menjadi penyumbang inflasi tertinggi," ujarnya.

Rusman menambahkan, inflasi tahunan atau year on year (yoy) pada Februari sebesar 6,84 persen dengan inflasi inti "yoy" 4,36 persen.

"Namun, inflasi inti pada Februari mencapai 0,31 persen dan lebih tinggi dari inflasi umum 0,13 persen, padahal biasanya lebih rendah," ujar Rusman.

Rusman menjelaskan, selain disumbang oleh kelompok bahan makanan, deflasi juga dialami oleh kelompok sandang sebesar minus 0,01 persen.

Sementara faktor penyumbang inflasi Februari terbesar adalah dari kelompok perumahan, air dan listrik sebesar 0,09 persen serta kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen.

Sementara dari 66 kota IHK, sebanyak 40 kota menyumbang inflasi dan 26 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi tercatat terjadi di kota Singkawang dengan 1,75 persen dan Tarakan 1,32 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sukabumi sebesar 0,01 persen. Sedangkan sumbangan deflasi terbesar terjadi di kota Sumenep minus 0,8 persen dan Jayapura minus 0,79 persen.
(S034)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2011