Lebak (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lebak memerintahkan rumah yang terancam longsor di bantaran sungai Ciujung dan Ciberang dibongkar untuk menghindari jatuh korban karena selama beberapa pekan terakhir curah hujan di wilayah tersebut cukup tinggi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Tatang, Minggu, mengatakan, pihaknya saat ini sudah mendatangi rumah-rumah warga yang terancam roboh akibat tergerus air sungai.

Perumahan warga Leuwisimbut, Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur, sebanyak empat rumah sudah dirobohkan karena sangat mengkhawatirkan terkena longsoran.

Kondisi keempat rumah tersebut lokasinya berada di bantaran sungai Ciujung.

"Jika air sungai Ciujung meluap dipastikan keempat rumah itu longsor," katanya.

Menurut dia, keempat rumah yang terkena longsor milik Samlawi, Didi, Muktar, dan Arsad.

Bahkan, longsor pernah terjadi di desa setempat pada Selasa (1/3) sehingga puluhan rumah roboh terbawa air sungai.

Namun, longsor itu tidak menimbulkan korban jiwa karena sebelumnya warga sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Dia juga mengatakan, puluhan rumah warga yang terancam longsor juga terjadi di Desa Kalanganyar karena posisinya berada di bantaran sungai Cisimeut.

Saat ini, pihaknya sudah mendatangi warga untuk segera dirobohkan untuk menghindari jatuh korban.

"Saya meminta mereka segera merobohkan rumahnya, karena kedalaman longsor setinggi 50 sentimeter dan sangat membahayakan," katanya.

Sementara itu, Didi, warga Leuwisimbut, Desa Muara, Kecamatan Cikulur, mengaku dirinya hanya pasrah rumah miliknya yang terbuat dari bambu dirobohkan karena lokasinya di sungai Ciujung terancam longsor.

"Saya merasa takut jika hujan deras secara terus menerus, karena khawatir rumahnya roboh terkena longsor," ujarnya.

Dia menambahkan, dirinya bersama keluarga terpaksa tinggal dengan orangtua yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya.

"Saya berharap Pemkab Lebak bisa memberikan bantuan material bangunan untuk meringankan pendirikan rumah baru itu," katanya. (MSR/S006/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011