Jakarta (ANTARA News)- Asia akan bangkit menjadi pasar pesawat terbang terbesar dunia pada 2029. Menurut Airbus, Senin, Asia akan menjadi tujuan bagi sepertiga pengiriman pesawat terbang dunia karena terus meningkatnya permintaan dari kelas menengah di wilayah ini.

Pabrikan pesawat asal Eropa itu juga mengatakan tengah mengalami peningkatan
permintaan dari China untuk jenis pesawat jet dan tingkat penjualan di China diharapkan bisa menyamai penjualan di Timur Tengah.

Di seluruh dunia lalu lintas pesawat terbang diperkirakan meningkat dua kali lipat dibanding 15 tahun lalu dan wilayah Asia Pasifik akan mengambil alih pasar transportasi udara yang selama ini dipegang Amerika Utara dan Eropa.

Airbus memperkirakan 8.560 unit pesawat baru senilai 1,2 triliun dolar AS akan dikirim ke Asia pada 2029. Jumlah itu mewakili hampir 33 persen pangsa pasar pesawat terbang dunia, meningkat banyak dari jumlah pengiriman periode 1990 hingga 2009 yang hanya mengisi 26 persen pangsa pasar dunia.

"Asia Pasifik akan memimpin lalu lintas udara pada 2029," kata Chris Emerson, wakil presiden senior Airbus bidang strategi produksi dan perkiraan pasar dalam sebuah jumpa pers seperti dikutip AFP.

"Di Asia semakin banyak orang yang bisa dan ingin bepergian dengan pesawat setiap hari," tambahnya.

Industri penerbangan akan tumbuh 4,8 persen setiap tahun selama dua dekade sembari menyedot 30 miliar dolar AS keuntungan dari operasi penerbangan. Pertumbuhan itu juga dirasakan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan Asia.

Kawasan Asia Pasifik akan bertumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan dunia karena jumlah penumpang juga tumbuh 5,8 persen per tahun, sementara bisnis kargo juga naik tujuh persen pertahun, lebih tinggi dibanding rata-rata dunia yang hanya 5,9 persen.

Menurut Emerson, Asia mempunyai armada lebih 'muda dan mutakhir', dengan pesawat-pesawat yang lebih hemat bahan bakar. Perkembangan industri penerbangan akan meningkat karena pertumbuhan ekonomi diimbangi oleh armada pesawat berbiaya murah.

Airbus juga mengatakan tahun lalu berhasil mencetak rekor bartu setelah mengirim 15 jet senilai 1,5 miliar dolar AS, sementara China menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat dalam pemasaran jet.

China menjadi pelanggan dominan Airbus di mana tahun lalu membeli 25 persen Airbus. Dalam beberapa tahun ke depan diharapkan akan semakin mendekati jumlah pembelian dari Timur Tengah yang dalam beberapa tahun terakhir menguasai 50 persen permintaan.

Sementara itu penjualan pesawat di pasar Amerika Utara sedang mengalami penurunan, sedangka pasar Eropa mulai membaik berkat pesanan dari Russia. (*)

Reuters/Berty

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011