Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar Laut China Selatan (LCS) yang diperebutkan oleh sejumlah negara tidak berubah menjadi zona konflik terbuka dan justru menjadi zona kerja sama ekonomi.

Presiden Yudhoyono mengemukakan hal itu saat memberikan pandangannya terkait sengketa Laut China Selatan dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Filipina Benigno S Aquino di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.

"Tentu saja semua berharap agar Laut China Selatan tidak menjadi tempat konflik terbuka dan justru menjadi zone of possible economic cooperation (zona kerja sama ekonomi)," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden menilai apabila telah dicapai solusi yang baik di daerah yang dipersengketakan maka tentu terbuka kemungkinan yang baik untuk sebuah kerjasama.

Sementara itu Presiden Filipina Benigno S Aquino III berharap dapat melanjutkan perundingan dengan sejumlah negara yang mengklaim Kepulauan Spratly di Laut China Selatan agar dapat segera dilakukan pemanfaatan sumber daya alamnya demi keuntungan seluruh negara pengklaim.

"Terkait eksplorasi bersama...mungkin kita perlu melanjutkan perundingan dengan negara-negara pengklaim yang lain di kawasan ini, karena diperlukan kerjasama bilateral untuk menyelesaikan permasalahan ini," kata saat menjawab mengenai peluang pemanfaatan sumber daya di Kepulauan Spratly sebagai pasokan energi kawasan.

Kepulauan Spratly merupakan kelompok pulau di Laut China Selatan yang diperebutkan oleh Vietnam, Filipina, China, Malaysia dan Brunei.

Kawasan kepulauan tidak berpenghuni itu merupakan kawasan kaya ikan dan diduga mengandung gas alam dan minyak.(*)

(T.G003/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011