Birmingham, Inggris (ANTARA News) - Lin Dan membentangkan upaya menjadi pemain tunggal putera pertama yang memenangi lima kali gelar All-England di era kejuaraan terbuka ini, dengan tampil brilian dan lolos dari babak awal, Rabu.

Namun juara Olimpiade dari China itu mengeluarkan komentar yang merendahkan turnamen tertua di dunia itu, sebagaimana dikutip dari AFP. 

"Bagi kebanyakan orang, mungkin turnamen ini terasa penting. Tetapi bagi saya All-England bukan merupakan turnamen penting," katanya setelah menang 21-14, 21-17 atas Wong Choon Hann, mantan juara negara Persemakmuran dari Malaysia.

"Jadi saya melakukan persiapan secara normal saja," katanya.

Ia kemudian mengeluarkan komentar khusus tentang turnamen yang tahun ini menjadi satu dari lima kejuaraan Seri Primer (Premier Series) -- kategori terbaru dan paling bergengsi dalam tur dunia BWF.

"Lampu penerangan buruk dan kali ini tidak ada alat pencatan angka (scoreboard)," kata Lin seperti dilaporkan penerjemah China.

"Saya kira All-England harus lebih baik karena sekarang sudah menjadi event Premier," katanya.

Komentar Lin itu tidak semuanya akurat. Sebetulnya ada pencatat angka ukuran kecil di tiap lapangan tetapi dihadapkan ke arah penonton dan terdapat pencatat angka besar di ujung arena-- kendati banyak yang mengatakan catatan poin itu sukar dibaca.

"Amat mengecewakan, karena seorang yang sudah memenangi All-England empat kali dan secara konsisten mendukung All-England, kini menyatakan turnamen ini tidak berarti banyak baginya," kata Adrian Christy, ketua eksekutif bulu tangkis Inggris, penyelenggara turnamen itu.

"Bila Anda melihat lapangan yang bekelas dunia serta para pemain yang hadir di sini, ini menunjukkan status All-England yang sebenarnya," katanya.

"Para pemain terbaik dunia datang ke Birmingham untuk bertanding, penonton terus bertambah dan jaringan televisi dunia meliput. Inilah kenyataannya," katanya.

"Dalam dunia bulu tangkis, di luar Olimpiade dan kejuaraan dunia, maka ini merupakan turnamen yang banyak disaksikan orang dan yang harus dimenangi para atlet," tambahnya.

Lampu penerangan di tempat itu sama dengan yang digunakan pada pertandingan sebelumnya - dan Lin tidak mengalami kesukaran untuk menyaksikan pertandingan dan untuk bertanding.

Ia bermain di tempat yang bagus, bersih, dan dapat memukul bola ke arah mana pun, kecuali bila ia sendiri mendapat kesukaran ketika menerima pukulan smes lawan.

Mungkin ia kecewa karena tidak dapat menyelesaikan dua turnamen akibat cedera, sehingga ia butuh waktu untuk menyesuaikan kembali kondisinya di lapangan.

Kemenangan Lin itu membuatnya kemungkinan bertemu pada laga selanjutnya dengan pemain dari Indonesia, Dionysius Rumbaka, dan saingan terkuat Lee Chong Wei, yang juga maju ke putaran kedua.

Juara bertahan dari Malaysia itu kelihatan dalam kondisi puncaknya, ketika tampil mengesankan dan menang 21-9, 21-11 atas Brice Leverdez dari Prancis. Ia harus bermain lebih keras melawan Bao Chunlai dari China, Kamis.

Sebelumnya, Wang Shixian, yang diarahkan untuk mendapatkan medali emas pada Olimpiade London tahun depan, tampil keras dalam usaha memboyong gelar tunggal puteri kembali ke China.

Wang menang 21-15, 21-17 melawan Porntip Buranaprasertsuk, peringkat ke-20 dunia dari Thailand.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011