Nganjuk, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah daerah siaga menghadapi La Nina yang diprediksi terjadi pada penghujung 2021 yang berpotensi meningkatkan curah hujan serta menyebabkan terjadinya peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Gubernur mengemukakan mitigasi diperlukan guna meminimalkan dampak kerugian dan korban dari fenomena La Nina tersebut. Kesiapan personel, alat dan sarana pendukung harus dilakukan sedini mungkin agar tidak gagap jika sewaktu -waktu terjadi bencana.

"Selain apel kesiapsiagaan, mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan saluran air dan selokan, pengerukan sungai, pembenahan tanggul sungai, optimalisasi drainase, pemangkasan pohon dan lain sebagainya," kata Gubernur saat memimpin apel siaga banjir di Bendungan Semantok, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Senin.

Baca juga: Sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun dilanda banjir

Khofifah mengatakan kesiapsiagaan tidak hanya di level pemerintah daerah saja. Masyarakat juga harus diajak untuk sadar lingkungan sekitar agar memahami risiko bencana yang dihadapi, sehingga gotong royong menjadi salah satu upaya meminimalkan risiko bencana.

"Misalkan sungai di wilayah tersebut rawan banjir akibat pendangkalan atau sedimentasi, maka masyarakat sekitar bisa bergotong royong melakukan normalisasi sederhana, menanam pohon di sepanjang daerah aliran sungai, dan sebagainya. Di titik mana butuh support dari pemerintah, hal tersebut bisa dikomunikasikan," ujarnya.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini guna mewaspadai terhadap kedatangan La Nina menjelang akhir tahun ini.

Baca juga: Gubernur Khofifah tinjau jembatan rusak akibat banjir di Magetan

Berdasarkan pemantauan BMKG terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian Tengah dan Timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina.

Fenomena La Nina tahun 2021 ini akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 persen-70 persen di atas normalnya.

Dengan ada potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.

Baca juga: Bronjong segera dipasang di titik rawan banjir Probolinggo

"Dalam menghadapi musim hujan tentunya kita semua harus mempersiapkan semua sumber daya yang ada. Baik SDM maupun peralatan dan yang penting adalah pemanfaatan teknologi, teknologi prakiraan cuaca, teknologi pemantauan tinggi muka air, kita harus memanfaatkan secara optimal sarana-sarana pengendali banjir yang ada," kata Gubernur.

Turut hadir dalam apel siaga tersebut, Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan SE, Pelaksana Tugas Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Danrem O831, Dansat Brimob Polda Jatim, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI serta Forkopimda Nganjuk. Selain itu, BPBD di Jatim juga ikut serta dalam kegiatan tersebut. 

Baca juga: Pangdam pastikan aplikasi Silacak efektif temukan kasus COVID-19


 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2021