Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, membangun tanggul darurat di Lingkungan Karang Seraye untuk mencegah genangan dan air masuk ke rumah penduduk akibat luapan Sungai Breyok.

"Tanggul darurat kita siapkan dengan sistem parkisdam atau memasukkan pasir ke dalam karung. Dengan ketinggian sekitar satu meter, untuk panjangnya tidak sampai 40 meter," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Rabu.

Dikatakan, dari tiga titik genangan baru yang muncul di Mataram akibat hujan deras, penanganan genangan di Karang Seraye menjadi titik terberat.

Baca juga: Mantan kades di Sumbawa hilang terseret banjir bersama mobilnya

Pasalnya, kondisi perumahan penduduk di kawasan itu lebih rendah dari talut sungai dan jalan, sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, ketinggian air sungai melampaui talut.

"Untuk itulah, hari ini akan kita tangani dengan pembuatan talut sementara untuk menambah ketinggian talut yang sudah ada agar tidak meluap ke rumah penduduk," katanya.

Sementara untuk program jangka panjang, lanjut Miftahurrhman, tahun 2022 akan diusulkan untuk pembuatan talud secara permanen agar air tidak naik ke rumah warga.

Baca juga: SAR Mataram kirim tim bantu penanganan banjir di Jakarta

Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan sebagai langkah preventif penanganan genangan, jauh-jauh hari sebelum musim hujan, personelnya aktif melakukan normalisasi baik saluran maupun sungai.

Untuk kegiatan normalisasi dilakukan secara manual dan menggunakan alat berat bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS), dan melibatkan sebanyak 270 personel pasukan biru itu terbagi untuk enam kecamatan dan menangani sekitar 300 kilometer saluran, belum termasuk sungai.

Baca juga: Wali Kota imbau warga waspadai cuaca ekstrem di Mataram

"Petugas kami secara rutin setiap hari melakukan normalisasi baik di saluran maupun di sungai. Normalisasi dilakukan secara manual untuk mengangkat sedimen dan sampah," katanya.

Menurutnya, masalah yang dihadapi saat ini adalah banyaknya saluran yang dimanfaatkan untuk membuang sampah, sehingga itu menjadi kerja ekstra yang harus dilakukan.

"Kebanyakan yang kami angkat sekarang ini sampah di saluran dan sungai," katanya.

Baca juga: BPBD Mataram imbau warga di pinggir sungai waspada

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2021