Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya bursa saham Tokyo, yakni indeks Nikkei 225 yang tertekan hingga 10 persen menjadi sentimen negatif saham-saham di kawasan regional, termasuk indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) saat penutupan transaksi pada Selasa petang.

IHSG BEI dibuka tertekan 45,36 poin atau 1,27 persen menjadi 3.524,48, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 8,81 poin atau 1,38 persen ke posisi 629,30.

"Indeks Nikkei di Jepang yang terjun memberi sentimen negatif pada bursa regional dan global," kata pengamat pasar modal, David Ferdinandus, di Jakarta, Selasa.

Ia menangemukakan, anjloknya indeks Nikkei 225 itu masih disebabkan oleh bencana yang terjadi akhir pekan kemarin. Investor disana mencairkan dananya memegang dana cash untuk melakukan pemulihan paska tsunami yang terjadi.

Indeks Nikkei-225 turun signifikan 1.015,34 poin (10,55 persen) ke level 8.605,15. Penurunan indeks nikkei itu diikuti mayoritas bursa regional diantaranya, indeks Hang Seng melemah 667,63 poin (2,86 persen) ke level 22.678,25, Indeks Straits Times melemah 79,79 poin (2,63 persen) ke level 2.951,07, dan indeks Shanghai Composite melemah 40,57 poin (1,38 persen) ke level 2.897,06.

David menyatakan, kendati indeks nasional mencatatkan pelemahan, namun asing masih mengambil posisi beli. Dalam data perdagangan BEI tercatat nilai beli asing (foreign net buy) sebesar Rp41,354 miliar.

"Kendati bursa global bergerak tertekan, namun asing masih catatkan kenaikkan disebabkan fundamental ekonomi dalam negeri kita masih baik," katanya.

Perdagangan saham di BEI hari ini ditutup dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 3,730 miliar dengan total nilai Rp4,552 triliun dari 104.240 kali transaksi.

Saham yang melemah mendominasi perdagangan sebanyak 197, saham yang menguat sebanyak 38 saham, 63 saham tidak bergerak harganya (stagnan).

Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp25 ke Rp3.025, United Tractor (UNTR) turun Rp300 ke Rp22.100, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp150 ke Rp5.100.
(*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011