Tripoli (ANTARA News) - Pemimpin Libya Muamar Gaddafi, Selasa, mengecam para pendukung zona larangan terbang di wilayah udara negaranya dan mendesak rakyat Libya agar mengangkat senjata dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan serbuan oleh negara Barat.

"Prancis sekarang mengangkat kepala dan mengatakan negara itu akan menyerang Libya," kata Gaddafi pada pertemuan pendukungnya di kompleksnya yang dijaga ketat, Bab al-Azizia di bagian tengah Tripoli, sebagaimana dikutip dari Reuters.

"Menyerang Libya?" ia mempertanyakan. "Kami akan jadi pihak yang menyerang kalian! Kami menyerang kalian di Aljazair, di Vietnam. Kalian mau menyerang kami? Datang dan coba saja."

Pidatonya disampaikan saat para pemimpin dunia berusaha membuat rancangan resolusi mengenai pemberlakuan zona larangan terbang di wilayah udara Libya guna mencegah pasukan Gaddafi, yang bergerak maju, menggunakan keunggulan udara mereka untuk merebut ibu kota pemrotes Benghazi di bagian timur negeri itu.

Rancangan itu dibagikan dalam pertemuan tertutup oleh Inggris dan Lebanon, setelah Liga Arab menyeru Dewan Keamanan PBB, Sabtu (12/3), untuk menetapkan zona larangan terbang di tengah gerak maju tentara Gaddafi guna mendesak pemrotes yang berpusat di bagian timur Libya.

Pendukung zona larangan terbang membagikan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB, Selasa.

Di dalam pidato singkat yang penuh emosi tersebut, Gaddafi mengecam Inggris karena menyerukan zona larangan terbang. "Apa hak kalian melakukan itu? Apakah kita berbagi perbatasan? Apakah kalian guru kami?" ia mempertanyakan.

Rakyat Libya akan berperang sampai ajal untuk membela negara mereka, katanya.

Ia juga menyerang Liga Arab, yang telah mendukung zona larangan terbang, dan mengatakan itu "sudah selesai", dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) --yang ia katakan telah kehilangan keabsahannya.

"Liga Arab sudah selesai. Tak ada lagi yang namanya Liga Arab," kata Gaddafi.

"Dewan Kerja Sama Teluk sudah selesai. Itu sebenarnya adalah `Dewan Tanpa Kerja Sama Teluk` ... Namun rakyat Arab tetap ada," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011