Tripoli (ANTARA News) - Orang kuat Libya Muamar Gaddafi, Rabu, berikrar akan menumpas pemberontakan terhadap pemerintahannya, sementara di PBB, usul zona larangan terbang untuk menghentikan operasi pesawat tempurnya menghadapi tentangan keras.

Militer Gaddafi mengumumkan akan segera bergerak ke pangkalan pemberontak di Benghazi, baterai-baterai antipesawat dan artileri berat disiagakan di pangkalan pemberontak.

"Jika ini adalah persekongkolan asing, kami akan menghancurkannya. Jika ini adalah komplotan domestik, kami akan menumpasnya," kata Gaddafi, yang berulang-ulang menuduh Al Qaida dan negara-negara Barat atas pemberontakan terhadap kekuasaan empat dasawarsanya.

Selasa malam, militer Gaddafi mengatakan akan segera bergerak ke pangkalan oposisi di Benghazi, 1.000 km timur Tripoli, kota terbesar kedua Libya.

Sebuah pernyataan yang ditujukan kepada warga Libya menyebutkan: "Angkatan bersenjata akan segera tiba untuk menjamin keamanan kalian, melepaskan ketidakadilan yang diberlakukan terhadap kalian, melindungi kalian, memulihkan ketenangan dan menciptakan kembali kehidupan normal."

"Ini adalah satu operasi kemanusiaan yang dilakukan untuk kepentingan kalian, dan tidak bertujuan melakukan balas dendam terhadap siapapun," tambah pernyataan itu.

Tidak jelas apakah suara tembakan di Benghazi pertanda satu serangan oleh pasukan Gaddafi: petasan-petasan juga terdengar menyusul rumor-rumor yang kemudian dibantah, bahwa penduduk Tripoli dibom.

Ada kesimpangsiuran laporan mengenai apakah pasukan Gaddafi telah merebut kota Ajdabiya, pintu gerbang menuju Benghazi, 160 km di selatan.

Seorang wartawan foto Prancis mengatakan pasukan Gaddafi telah mengepung pasukan pemberontak, memutuskan jalan utara menunju Benghazi di tengah-tengah situasi yang kacau di kota itu.

Tetapi juru bicara pemberontak Khaled al Sayeh kemudian membantah bahwa Ajdabiya telah jatuh ke tangan pasukan Gaddafi. "Kota itu masih berada di tangan kelompok revolusioner," katanya.

Tetapi di Tripoli, wakil Menteri Luar Negeri Khaled Kaaim mengemukakan kepada AFP bahwa pasukan Gaddafi telah menguasai Ajdabiya.

Sebelumnya, pemberontak di Ajdabiya yang menoperasikan meriam-meriam antipesawat mengarahkan ke jalan di mana diperkirakan pasukan Gaddadi akan tiba.

Dokter Suleiman al Obedi mengatakan: "Kami menginginkan diberlakukannya zona larangan terbang. Kami adalah warga-warga sipil. Apa yang dapat kami lakukan menghadapi senjata-senjata berat? terhadap tank-tank, roket-roet Grad (buatan Rusia) dan kapal-kapal perang?"

Negara-negara besar di Paris gagal mendukung intervensi militer, dan mengalihkan masalah itu ke PBB.(*)

H-RN/M016

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011