Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pelatihan ESQ terus mengembangkan metode pembentukan sumber daya manusia unggul di Indonesia dengan memperkuat landasan emosional dan spiritual, bukan sekedar berdasarkan imbalan materi.

"Survei terhadap seluruh karyawan di suatu BUMN menyimpulkan sumber motivasi yang paling dominan adalah insentif," kata pendiri ESQ Ledership Center, Ary Ginanjar Agustian pada "ESQ Forum: Transformasi Budaya Perusahaan" di Jakarta, Rabu.

Emosional Spritual Quetient atau yang disingkat ESQ adalah lembaga pelatihan sumber daya manusia yang bertujuan membentuk nilai dan karakter yang mendorong peningkatan kecerdasan spiritual dan emosional.

Fokus pada materi, menurut dia, membuat kemungkinan para karyawan melakukan penyimpangan menjadi terbuka dimana perusahaan hanya menjadi tempat mencari keuntungan pribadi sebesar-besarnya.

Selain itu, ketika perusahaan dalam kondisi sulit, karyawan tak mau memahami, terus mengeluh dan menuntut imbalan materi yang sesuai keinginannya, serta membuat kinerja perusahaan menjadi semakin turun.

Sebaliknya, Ary menambahkan, dengan landasan spiritual setiap karyawan akan selalu merasa diawasi oleh sang Penciptanya sehingga akan melakukan segala sesuatu dengan benar, tanpa penyimpangan, dan mengikatkan diri pada visi, dan misi perusahaan.

Arie de Geus dalam buku the Living Company menyebutkan bahwa sepertiga dari perusahaan yang terdaftar di Fortune 500 pada 1970 akhirnya lenyap pada 1983, ujarnya.

Disebutkan sebagian besar perusahaan yang lenyap itu mengalami permasalahan internal karyawan seperti kurang disiplin, malas, kerap bolos, dan tak mau bekerja sama.

"ESQ mengajak kita meresapi imbauan Nabi Muhammad SAW 1.400 tahun silam, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Di sanalah kita menemukan kebahagiaan dan motivasi yang kuat dalam bekerja," katanya.

Sementara itu, Direktur SDM PT Pertamina, Rukmi Hadihartini menguraikan bagaimana Pertamina memulai perubahan sejak 2006 dengan membekali semua karyawannya dengan landasan emosional dan spiritual bersama ESQ.

"Kalau dulu ada istilah `Pintar Goblok Penghasilan Sama`, sekarang semuanya berdasarkan `reward and punishment`. Mereka yang baik mendapat penghargaan, mereka yang korupsi mendapat sanksi," kata Rukmi.

"Target kami pada 2013 Pertamina menjadi yang pertama di Indonesia dalam produksi minyak dan gas, sekarang masih yang kedua, tahun 2018 target kami jadi leading regional dan pada 2023 di tingkat global," katanya menyampaikan visinya.

ESQ LC telah bekerja sama dengan berbagai kementerian, BUMN dan perusahaan dalam pembentukan karakter dan meningkatkan kinerja institusi. (D009/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011