Chu menolak menjawab anggota parlemen ketika ditanya, apakah ia puas dengan tanggapan Jepang sejauh ini pada krisis nuklirnya.
"Saya sebenarnya tidak dapat mengatakan. Saya pikir kita telah mendengar laporan-laporan yang bertentangan," kata Chu.
Sistem deteksi itu merupakan bagian dari 17.200 pon (7.800 kilogram) peralatan dan 39 personil dari Departemen Energi yang dikirim ke Jepang, Chu menjelaskan.
Departemen itu juga telah menyediakan peralatan untuk memantau radiasi di udara, ujarnya.
"Kami terus menawarkan bantuan dengan berbagai cara yang kami bisa dan juga memberitahu diri kami sendiri mengenai bagaimana situasinya sekarang," tuturnya pada dengar pendapat kongres.
Chu menyatakan Departemen Energi berhubungan, hampir tiap jam, dengan orang-orangnya untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang terjadi di Jepang. Ia menambahkan Jepang adalah negara yang sangat maju.
"Mereka akan menanggapi hal itu dengan sangat serius. Jadi, saya tidak ingin mengatakan apapun lebih dari bahwa kami akan siap dan membantu mereka semampu kami," katanya. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011
