Klaten (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan akhirnya menegaskan sikapnya terkait ajakan gabung dalam koalisi pendukung Pemerintah, dengan menyatakan, hanya sedikit ruang untuk urusan itu.

"Untuk mengubah suatu keputusan Kongres (berada di luar pemerintahan sebagai kekuatan penyeimbang), sangat sulit," tegasnya, menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers di Klaten, Jateng, Kamis.

Ia menegaskan itu, usai menyampaikan Pidato Politik pada Pencanangan `Cabang Pelopor` di lapangan Desa Jamba`an, Kecamatan Bayat, kabupaten Klaten, Jateng, dihadiri sekitar 25 ribu kader PDI Perjuangan (PDI-P) se Indonesia.

"Koalisi? Ehm..Hanya sedikit sekali ruang (untuk itu). Hanya buang-buang waktu," tandasnya lagi.

Maksudnya hanya sedikit ruang (untuk mengambil keputusan bergabung dalam koalisi), menurutnya, karena memang begitulah amanat yang diembannya dari Kongres ke-3 PDI-P di Bali, 2010.

"Salah satu amanat (Kongres) itu, ialah, bahwa Kongres telah memutuskan memberi mandat penuh kepada saya. Artinya saya bisa gunakan Hak Prerogatif. Dan itu yang tidak (akan pernah) dipakai," tegasnya meyakinkan.

Menjawab pertanyaan tentang sempat hebohnya PDI-P gabung koalisi, malah sudah diberi jatah beberapa menteri dalam Kabinet Indoneia Bersatu (KIB) Jilid II, Megawati Soekarnoputri dengan santainya menjawab, "itu kan dimainkan media".

Namun, saat ditanya apakah ada juga pihak internal yang bermanuver politik memanaskan isu (PDI-P) gabung koalisi, dijawabnya singkat: " itu wajar-wajar saja".

Putri Presiden I sekaligus Proklamator Kemerdekaan RI, Bung Karno, ini meneruskan, dia juga tak kaget dengan berbagai berita sejumlah media, seolah dirinya tak tahu menahu manuver sejumlah petinggi partainya.

"Saya tahu Puan (Puan Maharani, putrinya, salah satu Ketua PDI-P) dan pak Taufik (Taufik Kiemas, suaminya, Ketua Deperpu PDI-P) ke Istana Presiden, ketemu SBY. Beritanya kan seolah (saya) tak tahu," ungkapnya sembari melemparkan senyum.

Kembali sangat sedikitnya ruang atau sempitnya peluang untuk berkoalisi, Megawati Soekarnoputri menambahkan, hal itu karena ada begitu rumit aturan yang mesti dipenuhi sesuai amanat konstitusi partai, AD/ART maupun untuk mandat Kongres ke-3 Bali.

"Kalau pun itu dapat dipenuhi, harus di Kongres Luar Biasa, yang tentu suara-suara internal seluruhnya harus didengar. Inilah yang akan semakin menipiskan peluang (untuk) koalisi," tandasnya.

Sebelumnya, dalam Pidato Politik-nya, Megawati Soekarnoputri mempertanyakan, kenapa namanya dibawa-bawa tanpa kehadiran dirinya.

"Kongres putuskan, saya satu-satunya yang diberi mandat dan Ketua Umum bertanggungjawab untuk urusan ideologi dan politik," ujarnya.

Usai pidato, Sekjen DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengatakan, memang hanya Kongres Luar Biasa yang bisa menjadi forum konstitusional partai untuk memutuskan itu.

"Repot kan, dan memang sulit," tegasnya.

Karenanya, demikian Tjahjo Kumolo, pihak lebih konsentrasi pada konsolidasi ideologi dan organisasi, melalui pembentukan cabang-cabang pelopor, dimulai di DPC Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng).(*)

(ANT/M036)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011