Bengkulu (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu sedang berupaya menangkap seekor beruang madu yang berkeliaran di Desa Suka Mekar, Kecamatan Putri Hijau, Bengkulu Utara karena meresahkan masyarakat daerah itu.

"Beruang madu berukuran besar itu sering menghadang warga akan ke kebun sehingga masyarakat daerah itu selalu dihantui rasa takut," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anom Zamora, Jumat.

Ia mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi dari staf BKSDA Bengkulu Utara bahwa ratusan kepala keluarga di wilayah itu resah akibat seekor beruang madu itu.

Sejak beberapa hari lalu, BKSDA sudah menurunkan tim ke lapangan dengan membawa kerangkeng yang akan dipasang pada titik dimana beruang itu sering dipergoki warga.

"Bila tidak diselamatkan, dikhawatirkan jiwa beruang madu itu akan terancam oleh ulah manusia karena selalu berkeliaran di sekitar perkampungan masyarakat," katanya.

Bila beruang madu sudah tertangkap, akan dikarantina di Bengkulu namun akan dilihat dulu usianya, bila masih muda akan dilepas kembali ke alam untuk berkembang biak.

Kalau beruang itu usianya sudah tua akan dikirim ke kebun binatang yang membutuhkan, karena bila dilepas dikhawatirkan mengganggu masyarakat karena ia mencari makan tidak jauh dari perkampungan.

Saat ini BKSDA Bengkulu baru saja berhasil menangkap harimau Sumatra (panthera tigris Sumatrae) betina dengan usia sekitar dua tahun dari Desa Talang Sebaris, Kecamatan Air Periukan, kabupaten Seluma.

Harimau itu akan dilepas di Lampung, mengingat usianya masih produktif dan berpotensi untuk berkembang biak sedangkan sebelumnya ada juga seekor harimau jantan lebih dulu dilepas di Lampung, tambahnya.

Seorang warga Desa Suka Makmur Sahnin mengaku terauma dengan seekor beruang besar itu karena saat keperegok di jalan menuju kebun, beruang itu mencakar keranjang yang sedang dibawanya.

Mungkin tujuan beruang itu mau mengambil buah pisang masak dalam keranjang yang dibawanya, tapi mengingat tidak terbiasa bermain dengan binatang buas akhirnya ia jatuh sakit.

Tidak hanya dia yang memerogoki beruang itu, tapi hampir seluruh warga desa sehingga mengganggu masyarakat melaksanakan kegiatan sehari-hari yaitu ke kebun dan ladang, ujarnya saat dihubungi melalui telepon.
(Z005/R007)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011