Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) optimistis target mereduksi pengiriman sampah sekitar 30 persen ke TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 2021 dapat tercapai melalui berbagai program yang telah dilaksanakan sepanjang tahun.

Kepala Sudin LH Jakarta Selatan, Muhammad Amin, di Jakarta, Jumat, mengatakan, penurunan pengiriman sampah ke TPST Bantar Gebang merupakan tugas bersama dan butuh proses yang panjang.

Menurut Amin, tahun lalu pihaknya dapat mereduksi pengiriman sampah ke Bantargebang mencapai 21 persen dari target 22 persen.

Salah satu program yang digalakkan untuk mereduksi sampah di Jakarta Selatan, kata dia, dengan budidaya maggot yang pernah memecahkan rekor penguraian sampah hingga 600 kilogram dalam sehari. "Program budidaya Maggot sejak tahun 2020 di Kelurahan Pesanggrahan, menjadi juara tingkat DKI Jakarta," katanya.

Amin menambahkan, Jakarta Selatan juga telah meluncurkan program baru dengan cara diplasma yaitu budidaya di perumahan. "Sekarang kita kembangkan terus. Rekor penguraian sampah disini pernah 600 kilogram per hari,” ujarnya.

Budidaya maggot, kata Amin, cukup mudah, karena pakan maggot berasal dari sisa makanan rumahan yang bisa langsung diberikan.

“Budiaya BSF (black soldier flies) sangat mudah, dengan menggunakan sisa makanan, seperti sayur, nasi, buah, roti. Cuma harus segera diberikan, nantinya takut didahului oleh lalat hijau,” katanya.

Baca juga: Pemkot Jaksel ajak warga kreatif pilah sampah di masa pandemi

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji, mengatakan, pengolahan sampah menjadi pupuk kompos dan budidaya maggot (BSF) merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi sampah di hulu.

Sampah yang dihasilkan oleh warga, kata dia, harus diurai di tingkat perumahan dan dipilah secara mandiri karena setiap wilayah mempunyai kewajiban mengurangi sampah pada sumbernya.

"Di Jakarta Selatan produksi sampah sekitar 1.600 ton per hari, dan ada target untuk pengurangan sampah. Caranya bebas, melalui bank sampah, dibuat kompos, BSF atau budidaya maggot, tidak menggunakan kantong plastik, dan memilah sampah,” katanya.

Ia menyebutkan banyak cara bagi warga agar bisa berkontribusi untuk pengurangan sampah ditingkat perumahan seperti, pembuatan kompos, budidaya maggot, maupun pembuatan eco enzime. Dengan begitu, pemerintah terbantu untuk tidak mengirim sampah ke TPST Bantargebang.

“Cukup habis di RT, di rumah , tanpa harus mengirim ke Bantar Gebang. Itulah yang menjadi target disetiap wilayah,” ungkapnya.

Baca juga: Sampah sebabkan genangan di Jaksel
Baca juga: 2.832 meter kubik sampah diangkat di Pintu Air Manggarai


Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Riza Harahap
COPYRIGHT © ANTARA 2021