Bandarlampung (ANTARA News) - Penumpukan truk barang kembali terjadi di Pelabuhan Bakauheni Lampung dan Pelabuhan Merak Banten dalam dua hari terakhir ini akibat cuaca ekstrem yang melanda perairan Merak-Bakauheni, serta kapal yang dioperasikan masih di bawah jumlah standar operasional.

"Penumpukan kendaraan tidak separah seperti bulan lalu. Di Pelabuhan Bakauheni, kendaraan menumpuk hanya di areal pelabuhan saja, laporan terakhir juga menunjukkan hal yang sama di Pelabuhan Merak," kata Manager Operasi PT ASDP Cabang Bakauheni, Zailis Anas, di Bakauheni, Rabu.

Zailis Anas menyebutkan idealnya jumlah kapal feri yang beroperasi adalah 24 kapal dalam sehari, namun kini hanya 17-18 kapal.

Dia menyebutkan sebanyak delapan kapal feri masih menjalani perawatan rutin (docking) sejak Januari lalu, namun belum selesai perbaikannya sampai sekarang.

Sehubungan kapal-kapal feri reguler itu masih docking, maka pihaknya masih mengoperasikan tiga kapal feri bantuan meski berdaya angkut kecil.

Dia juga menyebutkan faktor cuaca ekstrem di Selat Sunda juga berpengaruh terhadap penumpukan kendaraan karena kapal sulit bersandar dan waktu pelayaran menjadi lebih lama.

"Waktu keluar masuk kapal ke pelabuhan menjadi sulit. Ini juga berdampak terhadap penumpukan kendaraan," katanya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam situsnya memperkirakan tinggi gelombang di perairan Merak-Bakauheni pada Rabu berkisar 0,5-1,5 meter.

Selain itu, cuaca di Selat Sunda bagian utara tersebut berawan dan angin bertiup dengan kecepatan 05-15 knot.

Di Selat Sunda bagian selatan tinggi gelombang berkisar 1,5-3,0 meter, cuaca berawan dan angin bertiup dengan kecepatan 10-20 knot.
(H009)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2011