Jayapura (ANTARA) - Pelari asal Jawa Tengah Karisma Evi Tiarani mengaku sempat tegang saat bertanding pada nomor 100 meter T43-44 putri, namun dia masih belum terkalahkan dan meraih emas dengan catatan waktu 15,00 detik, sekaligus mempertajam rekor nasional pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Selasa.

Catatan waktu Evi memecahkan rekor nasional yang dicetaknya sendiri pada Peparnas 2016 di Jawa Barat dengan catatan waktu 15,02 detik.

Medali perak diraih atlet tuan rumah Monica Marian dengan catatan waktu 16,02 detik, sedangkan perunggu diraih Helin Wardiana dari Riau dengan waktu 16,12 detik.

Di urutan keempat, Erlin R Banu dari Nusa Tenggara Timur (16,63 detik), diikuti Anisah Fitri dari Jabar (17,57 detik), Nirwana dari Papua (17,81 detik), Erna Wanti dari DIY (19,44 detik), Marsya Cikita Rani dari Sumatra Barat (19,91 detik).

"Pertandingan tadi sebenarnya lumayan tegang juga. Kan aku belum tau lawannya, mungkin ada yang baru gitu," kata Evi.

Baca juga: Karisma Evi mengaku tegang bersaing di final lari 100m Paralimpiade
Baca juga: Karisma Evi Tiarani pecahkan rekor dunia 100m para atletik


Evi bersyukur akhirnya bisa mendapatkan medali emas, sekaligus memecahkan rekor yang dicetaknya di Peparnas 2016.

Meski demikian, Evi mengaku belum bisa memecahkan rekor pribadi yang pernah dicetaknya dengan waktu terbaik 14,72 detik.

"Iya pecah rekornas. Tapi buat rekor pribadi, buat PB (personal best) belum. Alhamdulillah target emasnya sudah dapat," ujarnya.

Pada Peparnas 2016, Evi turun di tiga nomor, yakni 100 meter, 200 meter, dan lompat jauh yang seluruh medali emas berhasil disapunya secara bersih.

Karena masuk kelas atlet elite, Evi yang pernah berlaga di Paralimpiade Tokyo itu kini hanya diperbolehkan mengambil satu nomor pertandingan di Peparnas Papua.

Baca juga: Tujuh rekor para-atletik pecah di Peparnas Papua
Baca juga: Maria Goreti pecahkan rekor 1500 meter putri T54 di Peparnas Papua
Baca juga: Pelari debutan Jateng pecahkan rekor 400 meter putra T11 di Peparnas

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2021