Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China ditutup lebih rendah pada Rabu, setelah data menunjukkan harga-harga gerbang pabrik di ekonomi terbesar kedua di dunia itu naik pada laju tercepat dalam 26 tahun bulan lalu, mengurangi kemungkinan kebijakan penurunan suku bunga oleh bank sentral dalam waktu dekat.

Indikator utama Bursa Efek Shanghai (bursa utama China), Indeks Komposit Shanghai, terpangkas 0,41 persen atau 14,54 poin menjadi menetap di 3.492,46 poin, sedangkan indeks saham unggulan CSI300 melemah 0,53 persen atau 25,55 poin menjadi berakhir di 4.821,19 poin.

Indeks Harga Produsen (IHP) China pada Oktober melonjak 13,5 persen dari tahun sebelumnya, semakin menekan margin keuntungan bagi produsen-produsen yang sudah bergulat dengan melonjaknya harga batu bara dan biaya-biaya komoditas lainnya karena krisis listrik.

“Risiko stagflasi terus meningkat. Kami khawatir tentang peralihan dari harga-harga produsen ke harga-harga konsumen,” kata Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang.

Baca juga: IHSG berpotensi melemah hari ini, ikuti koreksi bursa saham global

“Passthrough (proses mengimbangi peningkatan biaya dengan menaikkan harga) kemungkinan akan menjadi lebih terlihat dalam beberapa bulan mendatang dan mendorong IHK. Ini dapat membatasi ruang pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral China (PBoC) pada tahun 2022.”

Saham perusahaan-perusahaan batu bara, energi baru dan kebutuhan pokok konsumen turun antara 1,7 persen dan 2,2 persen.

Sektor pengembang properti melonjak 5,0 persen, lompatan intraday terbesar sejak Oktober.

Sebuah harian yang didukung negara melaporkan bahwa beberapa perusahaan real estat mengungkapkan rencana untuk menerbitkan utang di pasar antarbank pada pertemuan pada Selasa (9/11/2021) dengan regulator pasar obligasi antar bank China.

Sektor real estat kehilangan lebih dari 15 persen dalam dua minggu terakhir karena kebijakan yang diperketat, kesulitan likuiditas, dan skema pajak real estat yang direncanakan.

Investor luar negeri adalah penjual bersih saham-A pada Rabu, dengan data Refinitiv menunjukkan arus keluar lebih dari 8,4 miliar yuan melalui program Stock Connect.

Baca juga: Saham Jepang berakhir lebih rendah, Indeks Nikkei jatuh 0,61 persen

Baca juga: Saham Asia menjadi lebih tenang, seiring lonjakan minyak dan inflasi

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021