Atlet elite adalah mereka yang pernah berlaga di ajang olahraga internasional, sedangkan debut adalah atlet yang baru kali pertama ikut Peparnas.
Seperti Mustopa, atlet balap kursi roda debutan Jawa Barat yang memecahkan rekor nasional nomor 100 meter T54 putra dengan catatan waktu 16,67 detik.
Catatan waktu itu melampaui rekornas yang dicetak Agus Suprayitno dari Kalimantan Timur dengan waktu 17,80 detik pada Peparnas 2016 di Jawa Barat.
Masih dari debut, pelari asal Jawa Tengah Slamet Wahyu Jati memecahkan rekor nasional pada nomor 1500 meter T11-13 putra dengan catatan waktu 4 menit 36,35 detik.
Catatan waktu itu melampaui rekornas yang dicetak Agustinus Tinabila dari Sumatra Selatan dengan waktu 4 menit 51,93 detik pada Peparnas 2016.
Ketiga, Eko Saputra dari nomor 100 meter T12 putra dari Sumatra Utara dengan catatan waktu 11,28 detik mengalahkan catatan rekor di Peparnas 2012 di Riau yang dicetak Harjono Tarihoran dari Sumut juga, yakni 12,06 detik.
Rekor keempat dipecahkan oleh pebalap kursi roda Jaenal Aripin di nomor 100 meter T54 putra dengan catatan waktu 14,76 detik atau melebihi rekor yang dicetaknya sendiri pada Peparnas 2016 dengan waktu 15,51 detik.
Kelima, sprinter tuan rumah Zeth Karawi Baransano yang memecahkan rekor nomor 100 meter T36 putra dengan catatan waktu 12,32 detik.
Catatan waktu itu melampaui rekor nasional sebelumnya yang dicetak M Agung Laksana dengan waktu 12,58 detik di Peparnas 2016.
Zeth adalah atlet berprestasi Papua yang telah menyumbangkan medali emas dari para-atletik pada Peparnas XIV/2012 di Pekanbaru-Riau dan Peparnas XV Jawa Barat pada 2016.
Sebelumnya, setidaknya 14 rekor telah pecah dari para-atletik, yakni satu rekor di hari pertama, enam rekor di hari ketiga, tujuh rekor di hari keempat penyelenggaraan Peparnas Papua.
Baca juga: Mustopa tak menyangka pecahkan rekornas di Peparnas
Baca juga: Slamet Wahyu kembali pecahkan rekornas di Peparnas Papua
Baca juga: Jateng sementara memimpin medali para-atletik Peparnas Papua
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021