Bogor (ANTARA News) - Banyak warga mengaku belum mengetahui adanya gerakan mematikan lampu selama satu jam, Sabtu malam dimulai dari 20.30-21.30 WIB yang digalakkan pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam rangka kampanye penyelamatan bumi.

Hal ini menyebabkan sebagian besar warga masih tetap menyalakan lampu dan beraktifitas seperti biasanya pada jam yang ditentukan.

Pantauan ANTARA di lapangan dari jam 20.00-21.30 WIB mulai dari jalan Raya Bogor simpang Kandang Roda menuju Warung Jambu, jalan Pajajaran di belakang Plaza Pangarango ke arah, Ekalokasari, menuju Lapangan Sempur, jalan Kapten Muslihat, Paledang, jalan Merdeka, jalan Semeru, jalan Manunggal dan jalan Menteng, hampir seluruh rumah masih tetap menyala.

"Kami tidak dapat informasi adanya gerakan mematikan lampu selama satu jam itu, makanya kami tetap menyalakan lampu seperti biasa," kata Wati warga di Jalan Menteng, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor.

Hal senada juga dikatakan Yanto warga jalan Manunggal, Bogor Barat. Yang mengaku bingung jika lampu rumahnya di matikan selama satu jam.

"Kalau dimatikan kita mana bisa beraktifitas mbak, lagi pula saya belum mendapat pemberitahuan untuk mematikan lampu selama satu jam," kata Yanto.

Yanto mengatakan hampir sebagian tetangganya tidak mengetahui adanya kegiatan kampanye tersebut, sehingga mereka tidak melakukan kampanye sesuai dengan yang diinstruksikan oleh pemerintah provinsi.

Sebelumnya, Badan Pengelolan Lingkungan Hidup menghimbau warga masyarakat untuk turun mendukung kampanye memadamkan listrik selama satu jam.

Kampanye tersebut bertujuan merubah gaya hidup, menghemat listrik dan menyelamatkan lingkungan.

Upaya tersebut dinilai positif sejumlah kalangan. Gerakan Rakyat Bogor Bersatu mendukung terlaksananya kegiatan tersebut, namun kurangnya sosialisasi dan arahan dari pemerintah setempat menyebabkan program tersebut belum optimal.

Menurut Ketua GR2B, Harry Arya kondisi tersebut disebabkan karena kampanye tersebut tidak melibatkan stakholder yang terdekat seperti RT, RW, kelurahan dan kecamatan.

"Sehingga masyarakat banyak yang sama sekali tidak mengerti apalagi paham," katanya.

Kedepan Harry mengharapkan langkah tersebut dapat lebih optimal, sehingga tujuan untuk menyelamatkan bumi dapat diwujudkan.

"Semoga setelah seremonial ini kita memiliki spirit lebih menghemat dalam menggunakan energi," katanya.(*)

(T.KR-LR)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011