Sleman (ANTARA News) - Melalui pengawasan dan pemeriksaan internal, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan lima oknum anggota polisi yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

"Pemeriksaan ini kami lakukan pada Rabu (23/3) saat dilakukan apel siaga yang diikuti sekitar 100 personel, dalam pemeriksaan melalui tes urine tersebut kami mendapati lima anggota polisi yang positif mengkonsumsi narkoba," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kombes Pol Wijanarko, Rabu.

Menurut dia, lima anggota tersebut terdiri dari dua anggota Satbrimob, dua anggota Direktorat Narkoba dan satu anggota Sabhara.

"Saat ini kami masih melengkapi berkas acara pemeriksaan (BAP) untuk kelima oknum anggota polisi ini, setelah lengkap maka akan kami limpahkan untuk disidangkan di peradilan umum," katanya.

Ia mengatakan, pemeriksaan terhadap anggota ini akan dilakukan kepada seluruh anggota Polri di Polda DIY di seluruh satuan fungsi termasuk juga pegawai negeri sipil (PNS) dan honorer.

"Kami harus melakukan pembersihan ke dalam dulu sebelum melakukan kegiatan pemberantasan penyalahgunaan narkoba di masyarakat, kalau aparat penegak hukum sendiri melanggar bagaimana bisa memberantas di masyarakat," katanya.

Wijanarko mengatakan, untuk sanksi hukum kepada para oknum anggota polisi ini sepenuhnya diserahkan kepada pengadilan umum.

"Nanti jika sudah ada putusan tetap dari pengadilan, untuk sanksi ke dalam ini menjadi kewenangan atasan hukum atau ankum, apakah akan dipecat atau tidak kami belum bisa memastikan karena semua atas keputusan ankum," katanya.

Ia mengatakan, dari lima oknum polisi ini semuanya merupakan pemakai dan tidak ada yang terlibat sebagai pengedar apalagi bandar.

"Lima oknum tersebut merupakan pemakai dan mereka membeli untuk dikonsumsi sendiri dan tidak ada bukti petunjuk mereka ini sebagai pengedar apalagi bandar," katanya.

Pemeriksaan urin terhadap anggota Polda DIY ini menindaklanjuti surat edaran dari Kapolri.

"Pemeriksaan urin anggota Polri ini akan dilakukan secara berkala yakni setiap tahun minimal sekali dan akan dilakukan secara tersembunyi dan mendadak," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011