Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Selatan (Korsel) telah menyetujui pengiriman swasta bantuan berupa makanan untuk anak-anak yang kelaparan di Korea Utara (Korut) menyusul melunaknya kebijakan Pemerintahan Seoul yang menghentikan bantuan, demikian disampaikan oleh pejabat terkait pada Senin waktu setempat.

Bahan baku untuk bubur dan susu formula untuk bayi senilai 176 juta won (1 won = Rp7,8) akan dikirimkan kepada rumah-rumah asuh yatim piatu dan pusat-pusat penitipan anak di provinsi utara dan barat Korea Utara, kata Kementerian Penyatuan Korea Selatan.

Jurubicara kementerian, Chun Hae-Sung, yang harus memberikan kuasa hukum atas kontak lintas-perbatasan, mengatakan bahwa dua paket bantuan yang dikirim secara terpisah itu - dari World Vision dan Join Together Society - akan mulai dikirimkan lewat laut pada 20 April mendatang.

"Kami akan terus mengkaji dan menyetujui bantuan kemanusiaan swasta yang bertujuan membantu populasi yang sangat rentan termasuk anak-anak sesuai dengan pertimbangan kebutuhan, transparansi distribusi, dan kegentingan," ujarnya.

Kementerian juga menyebutkan pada Kamis (31/3) lalu pihaknya telah menyetujui permintaan dari badan bantuan swasta untuk mengirimkan obat-obatan tuberkolosis. Ini adalah persetujuan pertama sejak serangan mematikan dari Korea Utara di sebuah pulau perbatasan kedua Korea pada November silam.

Serangan bom itu menewaskan empat warga Korea Selatan, termasuk dua orang sipil, sehingga mengakibatkan Pemerintahan Seoul menunda semua pengiriman bantuan kepada tetangga Komunisnya tersebut.

Pada Jumat (1/4) kementerian menyatakan bahwa Korea Selatan mengizinkan Korean Sharing Movement untuk mengirimkan roti, susu bubuk, dan permen untuk anak-anak Korea Utara. Bantuan itu total senilai 30 juta won atau Rp234 juta.

Melunaknya kebijakan pengiriman bantuan ini terjadi akibat munculnya laporan-laporan dari Badan Pangan Dunia (WFP) dan badan-badan PBB lainnya pada bulan lalu yang menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 6 juta warga Korea Utara yang genting membutuhkan bantuan makanan akibat kelaparan.
(Uu.E012/H-AK)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011