Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengaku gagal mencitrakan Bali di mata internasional karena pemberitaan majalah Times yang menurunkan berita berlibur di Bali bagaikan di neraka lantaran sampah membludak dan kemacetan yang kredit.

"Yang menilai kita itu orang lain, bukan kita sendiri. Jelas ada kegagalan yang dilakukan Pemprov Bali dalam mencitrakan pariwisata dan sarana yang nyaman di Pulau Dewata," katanya di Denpasar, Rabu.

Ditemui sesaat sebelum memimpin rapat rencana pembangunan Bali Internasional Park (BIP) dalam kerangka sarana pendukung pertemuan Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2013 itu, ia mengatakan, dengan begitu pihaknya tidak akan mengajukan keberatan atas pemberitaan yang diturunkan edisi 1 April 2011.

"Apa yang mau kita sikapi kalau faktanya memang begitu. Bali ini memang kotor dengan sampah yang membludak dan kemacetan yang parah," kata Mangku Pastika.

Ia mengatakan, pihaknya tidak mau berprasangka ada pihak ketiga yang sengaja mendiskreditkan pariwisata Bali di mata internasional.

"Tidak perlu berprasangka buruk seperti itu. Times itu media yang sangat kredibel dan dibaca oleh warga di dunia," ujarnya.

Kendati mengakui jika Bali kotor dan macet, Mangku Pastika mengemukakan, tidak tinggal diam. Tetapi, pihaknya kini tengah gencar memikirkan pengolahan sampah yang semakin menumpuk saja, termasuk menyiapkan pembentukan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penanganan Sampah.

"Kita buatkan payung hukumnya untuk memecahkan persoalan sampah di Bali. Salah satunya dengan membuat Perda Penanganan Sampah," ucapnya.

Ia juga mengaku telah menginstruksikan Dinas Pariwisata Bali agar segera berkoordinasi dengan Bali Tourism Board (BTB) untuk mencarikan solusi bagi pariwisata Bali untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

"Kita juga harus mengubah mindset masyarakat terhadap perilaku buruk membuang sampah sembarangan," katanya.

Tekait kemacetan, kata dia, masih sedang mencarikan solusinya seperti yang selama ini dibahas, yaitu pembangunan jalan baru di Bali.

"Buat jalan baru dong. Ini kan juga fakta kalau Bali memang macet. Kita segera carikan solusinya," katanya.

Kendati begitu, ia mengaku, jika pemberitaan tersebut pasti berdampak terhadap industri pariwisata Bali.

Untuk itu, ia meminta kepada semua pihak agar berupaya sekuat tenaga untuk mengembalikan citra Bali sebagai pulau surga.

"Kalau mau dikatakan Bali sebagai pulau surga, ya harus seperti surga. Itu tugas kita bersama," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011