Karimun, Kepri  (ANTARA News) - Pemilik Hotel Padi Mas di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Syamsi, mengaku sudah resah akibat pemadaman listrik bergiliran yang tak pernah berakhir.

"Saya sudah pusing, paling sedikit kami harus mengeluarkan biaya ekstra setiap bulannya sebesar Rp 30 juta untuk pembelian solar yang digunakan sebagai bahan bakar genset," ungkapnya di Tanjung Balai Karimun, Minggu.

Syamsi menjelaskan dana itu digunakan hanya untuk pengadaan 30 drum solar sebagai bahan bakar genset 400 KVA miliknya. Hal tersebut harus dilakukan, untuk agar kenyaman tamu dihotelnya tidak terganggu akibat pemadaman listrik yang tak pernah berakhir.

Dengan kondisi krisis global saat ini, pengeluaran biaya ektra itu, sangat memberatkan pengusaha.

"Harapan kami, PLN dapat segera mengatasi krisis listrik di Karimun," harapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karimun, Edi Suntek.

"Selain harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pembelian solar, kami juga harus mengeluarkan biaya untuk perawatan barang elektronik yang jadi fasilitas hotel," katanya.

Menurut Edi yang juga pemilik Hotel Erison, akibat pemadaman yang berkepanjangan, terkadang mencapai 3 sampai 4 kali sehari, barang elektronik jadi cepat rusak.

"Untuk pembelian solar saja, saya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 2,5 juta perbulan. Itu belum termasuk biaya perawatan barang elektronik," tuturnya.

Keluhan tentang krisis listrik di Karimun sudah sering dikeluhkan oleh pengusaha, namun sampai saat belum mendapatkan tanggapan yang secara serius oleh PLN.

Menurut Sudjoko pemilik Wisma Karimun, saat ini pengusaha hotel di Karimun menjalankan usahanya tidak lagi `profit oriented` tapi hanya sekedar berusaha menyelamatkan `muka`. Mengupayakan agar usahanya bisa tetap berjalan. Walaupun usaha tersebut terus merugi.

"Jika krisis listrik teratasi, saya yakin tidak hanya pengusaha hotel yang diuntungkan. Lapangan kerja otomatis akan terbuka dan akan menekan jumlah pengangguran. Di Karimun ada ratusan ruko yang masih belum digunakan karena tidak mendapat pemasangan listrik, jika ruko itu beroperasi berapa jumlah tenaga kerja yang akan diserap," paparnya.

Dengan demikian ekonomi Kabupaten Karimun pun akan mengalami peningkatan yang signifikan.

"Selama ini yang jadi penghalang utama peningkatan ekonomi di Karimun adalah krisis listrik, namun sayangnya sampai saat ini tidak pernah mendapatkan perhatian yang serius dari pihak terkait," ungkapnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009