Roma (ANTARA News) - Pemberontak Libya telah meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk memberikan mereka senjata karena prospek kemenangan bagi pasukan pemberontak atas pasukan Muammar Gaddafi memudar, kata Kementerian Luar Negeri Italia.

Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, melakukan pertemuan dengan perutusan dari Dewan Peralihan Nasional (TNC) pemberontak Libya di Roma pada Selasa, sebagaimana dikutip dari RIA Novosti-OANA.

Juru bicara Kemlu, Maurizio Massari, mengatakan kepada pewarta setelah pertemuan tersebut bahwa pemberontak Libya menekankan permintaan mereka untuk mengurus soal izin harta milik Libya di luar negeri --yang dibekukan oleh resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa-- dan meminta NATO meningkatkan operasi militernya di Libya.

Meskipun puluhan serangan dilakukan oleh pesawat NATO terhadap pasukan Gaddafi, tentara pemerintah menggunakan kemampuan bertempur mereka dan melanjutkan penyerangan terhadap pemberontak, yang kekurangan senjata, dengan tembakan artileri berat dan roket.

Prancis dan Inggris pada Selasa mengakui bahwa sekutu harus meningkatkan upaya mereka dalam menggempur mesin perang Gaddafi.

Sejumlah pemberontak di Libya telah menggempur pasukan Gaddafi sejak pertengahan Februari.

Operasi pimpinan NATO memberlakukan kawasan larangan terbang di wilayah udara Libya sebagai upaya untuk mencegah pasukan Gaddafi menyerang warga sipil.

Gaddafi telah menerima rencana Uni Afrika untuk mengakhiri perang saudara di negara Afrika utara namun pemberontak mengatakan mereka tidak akan menarik permintaan bahwa Gaddafi harus mundur.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011