Jakarta (ANTARA News) - Tokoh-tokoh muda yang mempunyai ide-ide cemerlang dan mau meluangkan waktu untuk kemajuan sepak bola perlu didorong untuk memimpin PSSI, kata pengamat politik yang juga pemerhati sepak bola, Ari Junaedi.

"Untuk memajukan sepak bola diperlukan ide-ide segar dari kaum muda," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Diponegoro, Semarang, Ari Juanedi di Jakarta, Kamis.

Ari mengatakan demi kemajuan persepakbolaan di tanah air, tidak ada cara lain selain tokoh-tokoh yang mampu harus "memberanikan" diri untuk mencalonkan sebagai ketua umum PSSI mendatang.

Berakhirnya era kepemimpinan Nurdin Halid yang meninggalkan karut-marut persepakbolaan di tanah air, bursa ketua umum PSSI harus diisi dengan sosok-sosok "gila" yang mau mewakafkan waktunya untuk kemajuan PSSI, katanya.

"Agar prestasi sepakbola kita tidak jalan di tempat bahkan mundur ke belakang, kita butuh orang-orang yang telah teruji di berbagai bidang.

Mengenai tokoh muda yang dinilai mampu, Ari antara lain mengatakan, "Sandiaga Uno, Erwin Aksa dan Hary Tanoesoedibyo adalah figur-figur pengusaha yang sukses, kenapa mereka tidak secara terbuka mencalonkan diri?".

Laksamana Sukardi yang punya pengalaman sebagai menteri dan mantan politisi harus pula berteriak lantang kalau dirinya layak dipilih sebagai pengganti Nurdin Halid, lanjut Ari.

Saatnya mereka membuktikan nasionalisme di bidang olahraga terutama sepakbola,  kata Ari yang memperoleh gelar S3 dengan penelitian mengenai pelarian politik tragedi 1965 tersebut.

Menurut Ari, kehadiran sosok tua di bursa ketua umum PSSI dinilainya "tidak sehat" bagi proses regenerasi di tubuh PSSI.

"Serahkan urusan bola ke anak-anak muda macam Sandiaga Uno, Harry Tanoesoedibyo atau Erwin Aksa. Dirza Ali, GH Soetedjo, atau Laksamana Sukardi, harus dikasih kesempatan untuk memimpin PSSI. Sebaiknya Bang Yos, George Toisutta dan Arifin Panigoro duduk di dewan penasehat PSSI saja," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011