Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan revitalisasi ladang minyak dengan penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dapat meningkatkan produksi lifting minyak yang diprediksi tahun ini tidak mencapai asumsi target sebesar 970.000 barel per hari.

"Memang salah satunya dengan EOR, kalau mau meningkatkan produksi minyak," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Menurut dia penerapan EOR dapat meningkatkan produksi lifting minyak selain mencari cadangan minyak baru dan mendorong optimalisasi produksi.

Namun, ia menjelaskan diperlukan waktu selama tiga tahun untuk melihat dampak dari penerapan EOR terhadap peningkatan produksi.

"Kalau melakukan EOR sekarang tidak bisa tiba-tiba hasilnya bisa dilihat segera, tapi butuh waktu. Karena, ada sumur yang harus direcovery sehingga produksinya dapat meningkat," ujarnya.

Dengan penggunaan metode ini, sekitar 30-60 persen atau lebih cadangan minyak asli dapat diekstrasi dibandingkan dengan 20-40 persen menggunakan metode produksi primer dan sekunder.

Berdasarkan data BP Migas sepanjang triwulan I tahun ini, pemerintah kehilangan lifting minyak sebanyak 22.500 barel per hari.

Sebagian besar pengurangan produksi tersebut disebabkan oleh penghentian produksi di ladang minyak sebesar 14.800 barel per hari dan sisanya sebesar 7.700 barel per hari diakibatkan oleh cuaca buruk.

"Yang ditolerir itu kalau kita hanya kehilangan 10.000 barel per hari. Sebab, kita kehilangan pendapatan cukup besar karena tidak bisa merasakan harga minyak yang tinggi," ujar Hatta.

Hatta mengharapkan pengunduran diri dua pejabat BP Migas tidak menganggu kinerja BP Migas keseluruhan dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

"Saya belum mendapat laporan mengenai faktor apa yang menyebabkan mereka mundur. Tapi saya harapkan bahwa dengan mundurnya mereka itu tidak tambah mengganggu kinerja BP Migas," ujarnya.

Untuk itu, Hatta meminta agar Kementerian ESDM dan BP Migas tetap berupaya keras untuk mencegah kehilangan lifting minyak yang lebih besar lagi.

"Jadi saya masih minta kerja keras Kementerian ESDM dan BP Migas untuk mencapai target produksi," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga Maret rata-rata produksi lifting minyak hanya mencapai 906.000 barel per hari, jauh dari target asumsi yang diharapkan dalam APBN 2011 sebesar 970.000 barel per hari. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011