Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf mengatakan, selama ini kesehatan jiwa kurang mendapat perhatian dan prioritasnya lebih rendah dibanding program kesehatan lainnya.

Bahkan, sebagian besar puskesmas dan dinas kesehatan tidak menjalankan program kesehatan jiwa dengan alasan kesehatan jiwa merupakan program pengembangan.

"Anggaran untuk program kesehatan jiwa pun sangat kecil tidak sebanding dengan beban yang ditimbulkan, yakni meningkatnya pasien rumah sakit jiwa," kata Nova, Jakarta, Sabtu.

Menurut politisi dari Partai Demokrat itu, masalah kesehatan jiwa juga mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM pada Orang Dengan Masalah Kejiwaan (OMDK).

"Mereka mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari lingkungan sekitar. Kebanyakan dari mereka mengalami diskriminasi, dipasung / dikurung oleh keluarganya, ditelantarkan, bahkan mereka juga kerap mengalami penganiayaan. Saya melihat bahwa kesehatan jiwa merupakan kebutuhan bersama," kata Nova.

Upaya promotif dan preventif untuk menangani kasus-kasus yang menyangkut masalah kejiwaan, misalnya KDRT, Child abuse , bunuh diri, dampak alkohol dan NAPZA, masalah keswa dan psikososial bencana, kekerasan terhadap pekerja migran, dampak perubahan iklim, perlu dilakukan secara intensif oleh semua pihak.

Ia menyebutkan, berbagai masalah kejiwaan banyak melanda pada masyarakat, diantaranya pengusaha bunuh diri, loncat dari atas gedung karena depresi dililit hutang. Siswa sekolah dasar gantung diri karena tidak mampu bayar sekolah. Kakek dipasung selama delapan tahun karena dianggap stres. Seorang ibu membakar diri dan bayinya karena tidak kuat menghadapi kesulitan ekonomi.

Oleh karena itu, dirinya akan mengadakan penyuluhan kesehatan jiwa dan pengobatan gratis yang diadakan di dua kecamatan yang ada di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, yakni Kecamatan Sawah Besar dan Kelurahan Gandaria Utara, Jakarta.

Penyuluhan yang berjudul "Sosialisasi Peningkatan Pengetahuan Kader Kesehatan tentang Kesehatan Jiwa"  dilakukan sebagai bentuk kontribusi dan perhatiannya terhadap kasus kesehatan jiwa yang kerap terjadi belakangan ini.

"Diharapkan program ini dapat membantu masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan pertama kesehatan jiwa dan menambah wawasan masyarakat mengenai bagaimana cara mengenali orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa serta memberikan intervensi dini dan selalu memberikan dukungan kepada OMDK dalam situasi krisis," kata dokter.

Berdasarkan data dari Polda Metro Jaya Jakarta, tahun 2010 menyebutkan, setiap dua hari sekali ada orang melakukan bunuh diri. Data tersebut diperoleh dari data rata-rata jumlah orang bunuh diri di Jakarta. Pada tahun 2009 kejadian bunuh diri mencapai 165 kasus. Pada 2010, angka bunuh diri meningkat menjadi 176 kasus.

"Artinya setiap bulan ada 12-14 kasus bunuh diri atau setiap dua hari sekali ada orang yang bunuh diri di ibukota ini," kata Nova.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang dihimpun tahun 2005-2007 sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri.

"Bisa dibayangkan, apa yang terjadi pada tahun  2011 dan tahun-tahun yang akan datang, kemungkinan bisa meningkat bila tidak diberikan pemahaman soal kesehatan jiwa sejak dini," kata dia.

Program penyuluhan dan pengobatan gratis saat reses itu, kata dia, mendukung program pemerintah di bidang kesehatan masyarakat yang kurang mampu, dan mengembangkan model pelayanan untuk mengurangi kesenjangan pengobatan pada gangguan jiwa.

Selain itu, penyuluhan yang dimulai 19-21 April 2011 itu diharapkan mampu  memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pertolongan pertama kesehatan jiwa dan bagaimana cara mengenali masyarakat yang mengalami masalah kesehatan jiwa serta memberikan intervensi dini dan dukungan kepada OMDK dalam situasi krisis.

"Kita juga memberikan pelayanan pengobatan gratis langsung kepada masyarakat sehingga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam deteksi dini masalah kejiwaan," kata dokter spesialis kesehatan jiwa.

Penyuluhan itu, tambah Nova, juga mampu meningkatnya cakupan pelayanan termasuk kepatuhan berobat pada pasien dengan gangguan jiwa berat.

Adapun lokasi yang ditetapkan sebagai tempat penyuluhan kesehatan jiwa adalah di Kantor Kecamatan Sawah Besar, Jl. Karang Anyar Raya No. 12, Jakarta Pusat, Kantor Kelurahan Gandaria Utara,  Jl. Taman Radio Dalam VI Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran BaruJakarta Selatan.

"Target yang kita harapkan untuk penyuluhan kesehatan jiwa ini adalah sebanyak 1000 orang dengan melibatkan dinas kesehatan DKI Jakarta," kata penulis buku tersebut.(*)
(Zul/R009)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011