Khartoum (ANTARA News) - Para anggota Al Qaeda di Irak membebaskan lima staf kedubes Sudan, Sabtu, kata Kementerian Luar Negeri Sudan, setelah pemerintah Khartoum menutup misi diplomatiknya di Baghdad menyusul penculikan itu. Al Qaeda mengancam akan membunuh para sandera itu, yang termasuk seorang diplomat di kedubes tersebut, kecuali Sudan setuju memutuskan semua hubungan dengan Irak dalam 48 jam. Menteri negara urusan luar negeri Sudan,, Al Samani Wasila mengatakan : "Ya, mereka membebaskan para staf kedubes itu. Mereka kini berada di kedubes (Baghdad). Mereka semuanya sehat." Ia tidak memberikan keterangan lebih jauh. Sudan, Jumat mengatakan pihaknya akan menutup kedubesnya di Baghdad. Para anggota Al Qaeda Irak mengincer kedubes negara-negara Muslim dalam usaha mencegah mereka mengakui pemerintah Irak yang didukung AS. Awal tahun ini, jaringan Al Qaeda membunuh kepala misi Mesir di Baghdad, dua utusan Aljazair dan staf kedubes Maroko. Kelompok itu bersumpah akan membunuh para diplomat Arab lainnya jika negara-negara mereka mengakui pemerintah Irak. Pemberontak Al Qaeda juga membunuh sejumlah sandera Barat dan Asia, dan warga Irak diculik karena dituduh bekerjasama dengan pasukan pimpinan AS. Kelompok itu jarang membebaskan para sandera, tapi pembebasan warga Sudan itu bukan pertama kali pihak tersebut menanggapi konsesi dari satu pemerintah asing. Pada tahun 2004, kelompok itu membebaskan sopir truk Filipina Angelo de la Cruz setelah Manila menarik satu kontingen kecil pasukannya lebih awal dari jadwal. Al Qaeda mengancam akan membunuh sandera itu kecuali Manila menarik pasukannya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006