Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad pada Senin menuduh musuh bebuyutan Amerika Serikat berniat menciptakan permusuhan antara Iran dan negara Arab.

"AS mencoba menabur perselisihan antara Syiah dan Sunni. Mereka ingin menciptakan ketegangan antara Iran dan Arab, namun rencana mereka akan gagal," kata Ahmadinejad dalam pidatonya saat perayaan Hari Angkatan Bersenjata Iran tahunan dimana pihak militer menampilkan beragam peluru kendali dan roket buatan Iran.

"AS bukanlah teman yang jujur dan catatan menunjukkan bahwa AS telah menghunus  pedang terhadap temannya sendiri dan mereka yang telah berjuang untuk AS," kata Ahmadinejad dalam pidato yang disiarkan secara langsung di saluran televisi.

"AS melakukan hal tersebut guna menyelamatkan hartanya sendiri. Namun mereka harus tahu bahwa mereka tidak memiliki tempat di semua negara," kata Ahmadinejad.

Dikatakannya bahwa Iran merupakan "sahabat dekat" bangsa-bangsa dunia dan "dengan kewaspadaan rakyat serta para politisi, rencana baru oleh arogansi dunia tidak akan menang" dengan menambahkan bahwa pemimpin zionis di AS juga akan gagal terhadap upayanya menyelamatkan "pemerintah zionis" di Israel.

Ahmadinejad mengatakan hal itu sehari setelah enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang dipimpin oleh aliran Sunni mendesak pemerintah Iran untuk menghentikan "campur tangannya" di GCC.

Kelompok tersebut menyerukan dalam pernyataannya kepada "masyarakat internasional dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengambil tindakan seperlunya terhadap campur tangan dan provokasi dari Iran yang bertujuan untuk menabur perselisihan dan kehancuran" diantara negara GCC.

GCC mengatakan bahwa negara GCC yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab "kebanyakan menolak segala campur tangan asing dalam kebijakannya dan mengundang pemerintah Iran untuk menghentikan provokasinya".

Arab Saudi secara terpisah mengancam untuk menarik diplomatnya dari Teheran kecuali mereka dilindungi secara lebih baik.

"Saya harap kami tidak akan menarik para diplomat kami dari Teheran jika Iran gagal melakukan tindakan yang diperlukan dalam melindunginya," kata Deputi Menteri Luar Negeri, Pangeran Turki bin Mohammed kepada pewarta.

Pada satu pekan yang lalu, sejumlah mahasiswa Iran berunjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dalam mengutuk campur tangan militer Riyadh di Bahrain dan "pembantaian" warga Bahrain, lapor kantor berita resmi, IRNA.

Iran yang kebanyakan berpopulasi penganut Syiah, telah berulang kali mengutuk pengiriman tentara Arab Saudi ke Bahrain dalam melakukan tindakan keras kepada pengunjuk rasa di negara itu oleh penganut Syiah yang menjadi populasi mayoritas negara itu.
(KR-BPY/H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011