Padang (ANTARA News) - Produktivitas hasil panen komoditi nilam (bahan pembuat minyak astiri) di Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan stagnan dalam lima tahun ke depan.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Rabu, menyebutkan, dalam periode 2011 hingga 2015 produktivitas panen nilam di Sumbar diperkirakan stagnan atau tidak mengalami perubahan yang bertahan pada posisi 0,15 ton/hektare/tahun.

Hal itu disampaikannya dalam rancangan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Sumbar 2011-2015.

Selain stagnan, produktivitas panen nilam dinilai masih rendah antara lain disebabkan rendahnya produksi terna (4-5 ton/ha terna kering) dan kadar minyak (1-2%).

Stagnannya produktivitas diperkirakan karena masih sedikit petani yang mampu menguasai cara pengolahan nilam yang baik dan pemasaran hasil penyulingannya. Informasi tentang pengembangan teknologi dalam metode pengolahannya juga masih kurang.

Selama ini, petani nilam masih mengolah hasil panennya mempergunakan alat tradisional sehingga membuat kandungan kadar FA-nya sangat tinggi.

Perkebunan nilam juga sering diserang penyakit layu bakteri disebabkan bakteri Ralstonia solanacearum yang dapat menurunkan produksi nilam 60 hingga 80 persen, sehingga menjadi kendala kendala dalam peningkatan produktivitas nilam.

Nilam merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri dan Sumbar adalah bagian dari sentra produksi tanaman ini di Indonesia, bersama Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Minyak nilam diperoleh melalui penyulingan batang, daun dan cabang tanaman ini dan minyak astiri yang dihasilkan lewat penyulingan tersebut dipergunakan untuk industri parfum, sabun, bahan kosmetika dan bahan pestisida nabati.

Di Sumbar luas kebun nilam Sumbar mencapai 2.997 hektare lebih dengan sentra produksi utama di Kabupaten Pasaman Barat dengan lahan seluas 1.310 hektare, Kepulauan Mentawai (987 hektar) dan Pasaman (273 hektare).

Produksi nilam Sumbar mencapai 396,8 ton pertahun dan menyerap tenaga kerja sekitar 3.037 KK petani. (*)

(H014)

(T.H014/B/K005/B/K005) 20-04-2011 05:39:03

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011