Semarang (ANTARA News)- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Paskah Suzeta mengatakan, pemerintah akan menghapus utang luar negeri yang kurang produktif, apalagi pinjaman luar negeri yang belum terealisasi. "Saya akan mengevaluasi dan memonitor pinjaman-pinjaman, baik dalam dan luar negeri, dan saya akan membatalkan semua pinjaman luar negeri yang tidak produktif apalagi pinjaman luar negeri yang belum terealisasikan," katanya usai Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan APBN dan Dokumen pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Senin. Ia menyebutkan, dalam rangka perbaikan manajemen hutang luar maupun dalam negeri, ada tiga macam program Bappenas dalam pengelolaan hutang. Pertama akan menurunkan target rasio hutang dari APBN. "Sekarang rasio hutang kita 42,8 persen, saya menginginkan pada 2009 nanti rasio hutang kita itu harus turun menjadi 31 persen dari produk domestik bruto kita sehingga kita nanti lebih leluasa untuk membiayai pembangunan," katanya. Program kedua, katanya, akan melakukan pengetatan pinjaman luar negeri. Bappenas akan melakukan seleksi terhadap permintaan hutang, baik yang dilakukan departemen atau lembaga di pusat maupun pemerintah daerah. "Pinjaman-pinjaman, baik dalam dan luar negeri, akan kita seleksi. Kalau bisa dibiayai oleh dalam negeri, mengapa tidak?," katanya seraya menekankan perlunya dikembangkan penggunaan produksi dalam negeri. Program ketiga, Bappenas akan mengevaluasi semua pinjaman luar negeri yang tidak produktif, apalagi yang belum terealisasikan. Menurut dia, kalau bisa, pinjaman kurang produktif akan dialihkan kepada yang produktif. "Kalau tidak bisa akan saya batalkan, terutama pinjaman-pinjaman yang tidak bisa direalisasikan dalam dua atau tiga tahun, apalagi kalau sampai lima tahun," katanya. Dalam bidang pembangunan ekonomi, katanya Bappenas telah menyusun suatu rencana, yakni akan kembali menyusun perekonomian Indonesia dari bawah, dari sektor pertanian, perikanan, kehutanan dan usaha kecil menengah. "Kita akan mulai bangun ekonomi kita dari sana, karena terbukti dalam krisis yang lalu usaha kecil menengah, perikanan, pertanian, kehutanan ternyata bisa bertahan dan dana tidak terlalu besar, tapi bisa menjadi landasan fundamental ekonomi kita," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006