Jepara (ANTARA News) - Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, mengatakan negara harus lebih kuat menghadapi segala ancaman dari kelompok radikal manapun, agar situasi keamanan di masyarakat tetap terjaga.

"Munculnya kelompok teroris dan kelompok radikal di Tanah Air karena negara dianggap tidak bersikap tegas," kata Nusron Wahid, Jumat.

Hal itu dikatakannya ketika ditemui usai menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-77 Gerakan Pemuda Ansor dan Istighotsah Fukushima dan penolakan Pembangunan PLTN di Semenanjung Muria yang digelar di objek wisata Pantai Benteng Portugis, Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah.

Ia menganggap, munculnya kelompok teroris maupun kelompok radikal sudah cukup lama, namun akar persoalan dan jaringannya tidak pernah diungkap dan terurai.

"Apabila negara menunjukkan kekuatannya dan bersikap terbuka, tentunya kelompok tersebut tidak akan muncul," ujarnya.

Apabila negara menyatakan perang terhadap teroris, katanya, GP Ansor akan menginstruksikan anggotanya berdiri di belakang pemerintah.

"Jika pasukan keamanan pemerintah masih kurang dan Ansor diminta bergabung dengan pasukan keamanan militer, kami siap membantu," tegasnya.

Ia menganggap, kondisi negara saat ini mulai mengkhawatirkan, karena rasa keamanan dan ketenteraman masyarakat terganggu.

Untuk itu, kata dia, pemerintah harus bertindak tegas untuk mengembalikan rasa kepercayaan publik terhadap negara supaya merasakan hidup tenteram tidak ada ketakutan atau waswas.

Pada kesempatan tersebut, Nusron mengingatkan, anggota GP Ansor untuk mewaspadai munculnya kelompok radikal yang mencoba menguasai masjid atau mushala untuk dijadikan basis mereka.

"Mulai sekarang, kita harus rutin menjaga masjid atau mushala dengan memanfaatkannya untuk kegiatan dakwah maupun salat lima waktu secara berjamaah," ujarnya.

Puluhan masjid yang ada di Jakarta, katanya, mulai dikuasai oleh kelompok-kelompok Islam yang diduga bisa menimbulkan terjadinya konflik dengan masyarakat sekitar.(*)
(U.KR-AN/Z003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011