Makassar (ANTARA News) - Duta Besar Singapura untuk Indonesia Mr Ashok Kumar Mirpuri, dan salah satu Konsulat Jenderal Amerika Serikat dijadwalkan ikut menonton pentas teater "I La Galigo" di Benteng Fort Rotterdam Makassar, Sabtu malam.

Kepala Dinas Pariwata Sulsel, Suaib Malombassi di Makassar, Sabtu mengatakan, Dubes Singapura dan Konjen Amerika, sudah ada di Makassar untuk mengikuti pementasan cerita atau epos terpanjang dunia I La Galigo.

"Masuk daftar undangan pemprov, ada Dubes Singapura dan Konjen Amerika. Sudah ada disini dan sudah pasti ikut nonton," katanya dan menyebut, Dubes Singapura ikut diterima Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di rumah jabatan gubernur, Sabtu siang.

Sementara, salah satu penggagas pentas internasional di Makassar, I La Galigo, HM Jusuf Kalla (JK) disebut tidak bisa hadir.

Ia juga menyebut akan banyak pejabat tinggi dari pusat yang hadir, tetapi belum diketahui namanya sebab mereka undangan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, dan salah satu inisiator pentas Makassar, Tanri Abeng.

Sebelum pentas dimulai, Syahrul, didampingi Ilham dan Tanri Abeng, menjamu makan siang tim I La Galigo termasuk sang sutradara, Robert Wilson. Juga hadir dalam jamuan tersebut, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pranata Sosial, Surya Yuga.

Tanri Abeng yang juga mantan Menteri BUMN meminta kepada Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar agar menjadikan momentum pentas langka internasional tersebut, untuk diagendakan secara rutin dalam kalender pariwisata Indonesia dan daerah.

Ia yakin, gaung I La Galigo tahun depan semakin membahana di seluruh Indonesia dan dunia, sehingga perlu Pemprov maupun Pemerintah Kabupaten/Kota se Sulsel mesti membuat persiapan matang mulai dari sekarang.

Ia juga menyarankan agar Museum La Galigo yang sudah ada dalam area Benteng Rotterdam dilengkapi dengan perpustakaan khusus untuk arsip yang berkaitan dengan kisah I La Galigo.

Perpustakaan tersebut nantinya untuk menampung seluruh arsip-arsip La Galigo yang masih tercerai-berai. Dari 12 naskah asli La Galigo yang ada, baru satu yang disebut sudah rampung, dua lagi sementara dalam proses penerjemahan.
(KR-AAT/M019)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011