Kupang (ANTARA News) - Kaum remaja mesjid atau para pemuda dari kalangan umat Muslim, ikut berperan mengamankan perayaan Paskah di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT) Abdul Kadir Makarim, di Kupang, Sabtu.

"Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada setiap momentum hari Raya Paskah atau Natal, remaja mesjid selalu dilibatkan untuk membantu pengamanan. Tahun ini memang ada himbauan khusus karena kita tidak ingin kerukunan yang sudah terbangun di NTT terganggu karena ulah oknum tertentu," kata Makarim terkait keterlibatan umat Muslim dalam pengamanan Hari Raya Paskah di NTT yang jatuh pada 24 April.

Dia mengatakan, semua remaja Mesjid sudah diminta untuk segera melaporkan atau memberikan informasi kepada aparat keamanan atau pimpinan kelompok terdekat, jika menemukan ada sesuatu yang mencurigakan di lingkungan sekitar tempat ibadah.

Selain itu, mereka diminta untuk menghindari perselisihan diantara sesama umat karena bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang berkeinginan untuk mengacaukan suasana persaudaraan yang sudah terbangun selama ini.

"Kami telah berkoordinasi dengan semua imam-imam, supaya memberikan arahan kepada kaum remaja Mesjid untuk menjaga suasana, mengendalikan diri dan tidak boleh terpancing dengan isu apapun. Kalau ada sesuatu supaya segera dilakukan koordinasi untuk diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.

Abdul Kadir Makarim juga meminta masyarakat untuk tetap menjaga kebersamaan, memelihara dan mempertahankan kerukunan umat beragama yang sudah terbangun selama ini.

Hanya dengan cara ini, masyarakat daerah itu tidak mudah diobak-obok oleh oknum-oknum yang tidak senang dengan kebersamaan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun tersebut, katanya.

Menurut dia cara yang paling efektif yang selama ini digunakan di NTT dalam menjaga kerukunan umat beragama adalah melibatkan kaum muda dari berbagai unsur agama untuk menjaga keamanan menjelang hari raya keagamaan.

Hari Raya Natal bagi umat Kristen misalnya, kaum muda dari muslim dilibatkan untuk menjaga keamanan dan sebaliknya pada hari raya agama Islam, kaum muda dari Kristen menjaga keamanan.

"Jadi kerukunan dan toleransi antarumat beragama tetap jalan," kata Makarim.

Dia mengatakan, kalaupun ada kekurangan-kekurangan, biasanya diselesaikan melalui pertemuan antartokoh agama.

Dengan demikian, setiap masalah yang mengarah pada gangguan terhadap harmonisasi keagamaan di daerah ini, cepat terselesaikan sehingga tidak meluas menjadi konflik agama.(*)
(T.B017/A033)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011